Mayoritas Warga Kota Lama Enggan Ber-KB, Mahasiswa UB Temukan Solusinya

Ketiga mahasiswa UB presentasi cara sosialisasi KB yang efektif. (Anja Arowana)

MALANGVOICE – Sebanyak tiga mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) mengadakan diseminasi hasil penelitian di Dinas Kesehatan Kota Malang, Kamis (9/8).

Mereka masing-masing itu adalah Gravita Alga Biantara, Nadiya Tri Permatasari, dan Dian Septaliana.

Penelitian yang didanai Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) itu berjudul Penggunaan Nilai-Nilai Lokal dalam Perumusan Model Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Jumlah Akseptor KB: Studi Kasus di Kelurahan Kotalama, Kota Malang.

Para mahasiswi itu melakukan pendekatan social marketing yang terdiri atas 2 tahapan kepada masyarakat Kelurahan Kota Lama, Malang. Kelurahan tersebut dipilih karena pengguna KB nya tercatat cukup rendah di Kota Malang.

“Jumlah penduduknya mencapai 33.867 jiwa. Mayoritas masyarakat takut dengan efek samping penggunaan KB. KB dianggap mereka juga tidak penting Makanya mereka menolak pendekatan promosi KB oleh kader KB dan pihak kelurahan,” jelas Nadiya.

Penelitian dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada 98 responden, kemudian dilengkapi wawancara mendalam dan FGD. Hasilnya didapat nilai lokal di Kelurahan Kotalama adalah nilai keagamaan. Yaitu berbagai kegiatan keagamaan rutin, serta nilai-nilai menempatkan kyai dalam posisi lebih tinggi dibandingkan pemerintah.

“Ada beberapa rekomendasi pendekatan komunikasi efektif untuk meningkatkan jumlah akseptor KB. Di antaranya memanfaatkan jaringan sosial masyarakat, dan meningkatkan pendampingan pada proses promosi KB oleh kader,” lanjutnya.

Bisa juga memanfaatkan keagamaan dengan menyelipkan pesan promosi KB, serta menggunakan komunikasi kelompok.

Hasil samping dari penelitiannya adalah merekomendasikan desain pesan KB dikemas bersama dengan pesan sosial atau program lainnya. Jadi bukan disajikan dalam isu tunggal.

“Fokus penelitian ini untuk meningkatkan pengetahuan dan awareness dari masyarakat pre-contemplation. Yaitu masyarakat yang sadar namun tidak tertarik untuk melaksanakan KB menjadi masyarakat contemplation (sadar dan tertarik),” tutupnya.


Reporter: Anja Arowana
Editor: Deny Rahmawan
Publisher: Yuliani Eka Indriastuti