Masjid Abdullah Permata Jingga Jadi Lokasi Pesantren Ramadan Difabel Jatim

Pembukaan Pesantren Ramadan Difabel III di Masjid Abdullah Permata Jingga Kota Malang. (deny/MVoice)

MALANGVOICE – Masjid Abdullah, kompleks Perum Permata Jingga Kota Malang menjadi lokasi Pesantren Ramadan Difabel Jatim. Acara ini digelar mulai 7-10 April. 2023.

Pesantren Ramadan Difabel diinisiasi Yayasan Griya Qur’an Difabel dan didukung penuh DKM Abdullah menghadirkan 50 peserta se Jatim mulai Banyuwangi, Bondowoso, Probolinggo, Lumajang, Pasuruan, Surabaya, Gresik, Bojonegoro, Trenggalek, Kediri, dan Tasikmalaya.

Acara ini secara simbolis dibuka Kabag Kesra Setda Pemkot Malang, Ahmad Mabrur, mewakili Wali Kota Malang Sutiaji.

Baca Juga: Bayar Rp200 Juta Tapi Rumah Tak Dibangun, B’PARK Dilaporkan ke Polres Malang

Balap Liar Bandel Terjaring Operasi Patroli Polresta Malang Kota

Para santri Pesantren Ramadan Difabel Jatim.(deny/MVoice)

Ia mengatakan, Pemkot Malang akan terus memberikan perhatian kepada para difabel. Tidak hanya dengan penguatan infrastruktur saja, melainkan dengan pendidikan.

“Perhatian kan terus dilakukan, di Kota Malang sampai saat ini fasilitas difabel belum maksimal, sudah ada paguyuban difabel tapi embinaan tidak maksimal,” ucapnya.

Ketua DKM Abdullah, Arif Abdullah, mengatakan, kebanyakan peserta dari penyandang tuna netra dan sisanya tuna daksa dan intelektual.

“Biasanya digelar di BLK Lamongan, tapi tahun ketiga ini kami ditawari untuk menjadi tuan rumah dan kami siap karena didukung masyarakat PJ,” kata Abdullah.

Para santri ini akan mengikuti serangkaian kegiatan untuk mengisi waktu di Bulan Ramadan 1444 H. Antara lain tadarus bersama, berbuka puasa, salat tarawih, dan salat malam. Tak hanya itu, ada juga kajian dari beberapa ustaz kondang, yakni Zahid Badromi, ustaz Abu Haidar, KH Agus Hasan Basori, dan ustaz Alfin shohih

“Intinya para santri ingin membaur bersama warga secara inklusif. Karena sebelumnya di BLK ya kegiatannya hanya untuk difabel saja, kalau sekarang bisa sama masyarakat dan jemaah sini,” lanjutnya.

Sementara itu Ketua Panitia Pesantren Ramadan Difabel Jatim, Haryo Bima Wicaksono, menyatakan, para santri dan pendamping diberi tempat menginap selama kegiatan di rumah warga.

Setelah Pesantren Ramadan Difabel usai, kata Arif, maka Masjid Abdullah akan meggelar pembelajaran keagamaan, terutama membaca Alquran huruf braille bagi penyandang difabel.

“Sedang kami konsep karena pelaksanaannya tidak mudah, harus ada transportasi antar jemput dan lainnya,” ujarnya.

Ketua Yayasan Griya Quran Difabel, Try Febri Khoirun, mengatakan beragama dan belajar agama merupakan hak bagi setiap warga negara. Karena itulah, suatu tindakan yang mulia seperti warga Perum PJ yang memfasiliasi warga penyandang difabel untyuk belajar.

Di Malang Raya, kata dia, jumlah penyandang difabel relatif banyak, namun jumlah pengajar, terutama pengajar Alquran huruf Braille sangat sedikit.

“Terima kasih atas antusiasme warga Permata Jingga dalam menyelenggarakan kegiatan Pesantren Ramadan Difabel,” ujarnya.

Ketua RW 06,Tunggulwulung, Lowokwaru, Yoga Adhinata, menambahkan, warga Perum Permata Jingga sangat antusias menjadi tuan rumah Pesantren Ramadan Difabel Jatim.

Hal itu terbukti dengan banyaknya santunan dari jemaah Masjid Abdullah dan warga sekitar yang mencapai Rp160 juta.

“Intinya kami sangat mendukung terselenggaranya acara ini. Kami harap bisa terus berlanjut,” harapnya.(der)