MALANGVOICE – Nawakalam Gemulo tidak hanya menggelar upacara peringatan HUT ke-72 Kemerdekaan RI lain dari umumnya upacara, Kamis (17/8) di sumber mata air Umbul Gemulo, Desa Bulukerto Kecamatan Bumiaji. Mereka juga turut berbelasungkawa atas terus berkurangnya sumber mata air di Kota Batu.
Ini dibuktikan dengan pakaian yang dikenakan kompak warna serba hitam. Nuansa duka begitu kentara, sebab mereka tengah diresahkan dengan berkurangnya sumber mata air akibat pembangunan yang masif.
“Ini adalah simbol keprihatinan kami atas hak kemerdekaan masyakat yang tak kunjung terbit, khususnya dalam hak atas kelestarian lingkungan,” kata Prabowo, ketua pelaksana kegiatan ditemui MVoice usai acara.
Dalam hal ini, lanjut Prabowo, tentang sumber mata air yang berkurang. Penyebabnya tidak lain semakin tergerus laju modernisasi pembangunan. Terbukti, dalam kurun waktu 10 tahun ke terakhir, jumlah sumber mata air di Kota Batu kian surut.
“Dari jumlah seratusan lebih sumber air yang masih terjaga, kini hanya menyisakan sekitar 56 sumber saja,” urainya.
Hilangnya sumber mata air ini, masih kata Prabowo, sebab maraknya pembangunan yang tidak memperhatikan dampak lingkungan. Oleh sebab itu, Nawakalam Gemulo akan terus berupaya dalam mempertahankan kelestarian sumber mata air, salah satunya sumber mata air Umbul Gemulo ini.
“Sampai kapanpun, masyarakat Gemulo akan terus berjuang meraih kemerdekaan hak atas lingkungan, hak atas air,” tandasnya.
Nawakalam Gemulo sendiri merupakan garda depan dalam mempertahankan kelestarian sumber mata air di Kota Batu, salah satunya Umbul Gemulo. Terdiri dari masyarakat pemuda Kota Batu dan didampingi Walhi Jatim.