MALANGVOICE– Paslon nomor 2 pada Pilkada Batu 2024, Firhando Gumelar-H. Rudi (GURU) merancang perencanaan yang matang dalam menyambut bonus demografi.
Alih-alih menjadi berkah, bonus demografi berubah jadi petaka apabila tanpa disertai peningkatan sumber daya manusia. Sehingga dibutuhkan perencanaan yang matang dan terukur di sejumlah sektor agar manfaat adanya bonus demografi di Kota Batu ini dapat benar-benar dirasakan.
Ketua Tim Media Center Koalisi Pemenangan GURU, H. Cakra Negara menuturkan, bonus demografi berdampak pada angkatan kerja, yakni dengan meningkatnya jumlah orang usia produktif. Negara memiliki potensi untuk meningkatkan aktivitas ekonomi, usaha, bisnis dan industri.
Paslon NH Canangkan Pembentukan Perusda sebagai Solusi Mengatasi Kesulitan Pupuk bagi Petani
“Pada gilirannya dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi khususnya untuk Kota Batu,” terang pria yang juga menjabat sebagai Direktur Pembinaan dan Pengembangan Wilayah Pengurus Pusat Komunitas Pengusaha TDA 8.0.
Maka dari itu, Cakra mengatakan, untuk menyiapkan bonus demografi di Kota Batu ini diperlukan sosok pemimpin yang memahami anak muda Kota Batu. Karena jika tidak disiapkan dengan benar, justru Kota Batu akan mengalami bencana demografi. Mengacu pada puncak bonus demografi pada tahun 2030, di tahun 2024 hingga 2029 ini adalah waktu yang paling penting untuk menyiapkan semua infrastruktur dan program yang mendukung, dan bisa memfasilitasi skill maupun minat anak-anak muda khususnya anak muda di Batu.
Sehingga saat memasuki periode tersebut, Cakra optimistis Kota Batu bisa menjadi kota maju dan kota wisata terbaik di Indonesia karena memiliki banyak SDM yang unggul dari pemuda-pemudinya yang turut serta bekerja dan membangun Kota Batu tercintanya, sehingga akan semakin dikenal baik secara nasional maupun mancanegara.
Didukung Kalangan Petani, Paslon NH Ingin Wujudkan Pertanian Kota Batu Berjaya
Menurutnya, sosok pemimpin muda seperti Mas Gum punya kemampuan yang cukup untuk memimpin Kota Batu dalam menyiapkan bonus demografi yang akan terjadi di Kota Batu. Diringa sudah beberapa kali bertemu dengan Mas Gum, sehingga cukup paham apa yang menjadi cita-citanya untuk Kota Batu ini, salah satunya dalam mewadahi keresahan dan kebutuhan anak muda Batu. Mas Gum menaruh perhatian yang tinggi pada kreativitas di dunia ekonomi kreatif, usaha, bisnis dan industri, khususnya yang diprakarsai oleh anak-anak muda Kota Batu.
“Untuk memaksimalkan keuntungan dari bonus demografi ini, kita perlu memilih calon pemimpin (Walikota) yang fokus pada peningkatan kualitas individu melalui pendidikan serta pelatihan, memajukan sektor pekerjaan, mengatur pertumbuhan jumlah penduduk, dan memperbaiki standar kesehatan masyarakat.”
Cakra melihat gagasan itu ada pada langkah GURU (Gumelar-Rudi) yang konsen terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai prioritas penting dalam mengoptimalkan bonus demografi. Ia meyakini, investasi dalam pendidikan dan pelatihan menjadi kunci untuk mempersiapkan Generasi Emas 2045 dengan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang.
Cakra menjelaskan, bahwa Mas Gum ingin program pendidikan gratis wajib belajar 12 tahunnya nanti akan menjadi pijakan utama dalam menyukseskan programnya 1 Kartu Keluarga (KK) 1 Sarjana. Selesai SMA/SMK, siswa berprestasi di segala bidang bisa langsung bekerja di BUMD-BUMD Kota Batu, bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri, atau juga bisa langsung dapat kesempatan mengenyam pendidikan gratis lagi.
Selain itu, kata Cakra, juga ada beasiswa kuliah dari Pemkot Batu untuk mereka. Dari program wajib belajar 12 tahun dan program 1 KK 1 Sarjana inilah bibit-bibit SDM unggul untuk Indonesia Emas 2045 bisa diperoleh dan diwujudkan.
“Program 17 Langkah GURU yang sudah disajikan oleh Mas Gum itu, saya lihat sangat bisa menjawab tantangan Kota Batu dalam menyiapkan infrastruktur dan fasilitas penunjang dalam menyambut bonus demografi di Kota Batu nanti,” ucapnya yakin.
Baginya, Masa depan Kota Batu harus disiapkan dari sekarang. Menurutnya, sudah waktunya generasi millenial dan Gen Z di Kota Batu saat ini dipimpin oleh anak muda yang visioner, lebih memahami keresahan millenial dan Gen Z, serta lebih peduli dengan kebutuhan masa depan millenial dan Gen Z.
“Jangan salah pilih pemimpin, dan jangan khawatir karena di Indonesia sudah banyak bukti pemimpin muda yang berhasil membawa daerahnya menjadi kota/kabupaten yang lebih maju dan hidup anak mudanya Sejahtera,” seru Cakra.(der)