MALANGVOICE- Melonjaknya popularitas kafe dan coffee shop di Kota Malang, serta maraknya minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) yang tersedia di kantin-kantin kampus, menyoroti tren konsumsi gula tinggi di kalangan mahasiswa.
Pola konsumsi ini memiliki risiko serius, termasuk meningkatkan potensi diabetes mellitus (DM) di usia muda.
Berangkat dari kondisi ini, sekelompok peneliti dari Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Malang mengembangkan sebuah media edukasi interaktif untuk meningkatkan kesadaran generasi muda, khususnya mahasiswa, mengenai bahaya konsumsi gula berlebihan dalam MBDK.
Program 1.000 Event Bentuk Kepedulian Wali Terhadap Pegiat Seni Kota Malang
Penelitian ini dipimpin tim yang terdiri dari beberapa ahli kesehatan, di antaranya Indana Tri Rahmawati, S.KM., M.Kes, Nurnaningsih Herya Ulfah, S.KM., M.Kes, Ph.D., dan Paramytha Magdalena Sukarno Putri, S.K.M., M.Kes.
Selain itu tim penelitian ini juga didukung mahasiswa aktif Ilmu Kesehatan Masyarakat terdiri dari Bekti Nirmala Dewi, Yuvica Novita Gunawan, Anggi Renawati, serta Yusnita Rachmania dan Nuria Alfisana Yudha.
Dengan dukungan dana dari program Desentralisasi FIK tahun 2024, penelitian ini bertujuan untuk menciptakan media yang mudah dipahami dan menarik bagi mahasiswa, mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) poin 3, yakni “Kehidupan Sehat dan Sejahtera.”
Dalam analisis awal, sebanyak 80% responden mengungkapkan bahwa mereka membutuhkan media visual untuk membantu memahami kandungan gula dalam MBDK yang mereka konsumsi sehari-hari. Berdasarkan kebutuhan ini, tim peneliti merancang media visual yang inovatif, di mana jumlah gula dalam setiap minuman diwakili oleh jumlah gula aktual yang dituang ke dalam botol kosong.
Botol-botol ini kemudian dilabeli sesuai dengan jumlah gram gula yang terkandung, sehingga mahasiswa dapat melihat secara langsung dan akurat berapa banyak gula yang mereka konsumsi dalam satu kemasan MBDK.
Tahap pengembangan media juga melibatkan uji validasi, untuk memastikan akurasi dari kandungan sukrosa yang ditampilkan. Label asli dari produk MBDK dihilangkan agar mahasiswa lebih fokus pada jumlah gula sebenarnya yang ditunjukkan pada setiap botol.
Selama proses implementasi, para mahasiswa memberikan masukan berharga yang kemudian digunakan untuk menyempurnakan media visual ini lebih lanjut. Pada fase evaluasi, dilakukan penyesuaian berdasarkan hasil uji coba dan validasi untuk memastikan media ini memenuhi standar edukasi yang efektif.
Rencana Tindak Lanjut: Dengan adanya media edukasi ini, tim peneliti berharap dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa di Kota Malang mengenai risiko konsumsi gula berlebih secara berkelanjutan.
Ke depan, diharapkan kolaborasi lintas kampus dan organisasi mahasiswa dapat mendukung penyebaran informasi ini secara lebih luas, sehingga tercipta gaya hidup sehat di kalangan mahasiswa.
Selain itu, tim berencana memperluas pengembangan media ini dengan berbagai pendekatan visual lainnya yang lebih interaktif agar pesan edukasi semakin menarik bagi generasi Z.(der)