MALANGVOICE – Perum Jasa Tirta I optimistis mampu meminimalisir risiko akibat bencana dengan menggunakan teknologi command center.
Direktur Utama Perum Jasa Tirta I, Raymond Valiant Ruritan, mengungkapkan, mulanya, sistem pemantauan air yang dilakukan oleh Jasa Tirta I masih menggunakan sistem analog dengan metode pengumpulan data secara konvensional. Hadirnya command center dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, kini pihaknya mampu memantau lima sungai. Di antaranya, Sungai Brantas, Bengawan Solo hingga Sungai Tobasa yang ada di Sumatera Utara.
Baca Juga: Pantau Lima Sungai Besar, Jasa Tirta I Andalkan Teknologi Digital
“Selain itu, sistem tersebut juga bisa digunakan untuk mencegah kemunginan terjadinya bencana yang berhubungan dengan potensi air. Nantinya, ada indikator khusus yang bisa menghitung debit air. Apakah masuk dalam kategori siaga hijau, kuning atau merah,” beber Raymond belum lama ini.
Bencana, lanjut dia, ditentukan oleh beberapa faktor. Untuk memantau gejala, bisa menggunakan sistem tersebut yang dapat pula memantau curah hujan.
“Kalau di atas 50 mm dalam satu jam, bisa memicu potensi bencana,” sambung dia.
Dicontohkannya, apabila di Kota malang terjadi hujan dengan intensitas tinggi kemudian menyebabkan air sungai naik, pihaknya otomatis menetapkan status indikator siaga.
“Misalnya sudah siaga hijau. Kami akan memberikan informasi tersebut ke bendungan, supaya mereka bisa mempersiapkan antisipasi. Jadi, bisa menghitung air yang masuk dan yang keluar,” pungkasnya.(Der/Aka)