Manajemen Baru, Museum Angkut Dirancang Lebih Edukatif

Suasana di Zona Pecinan Museum Angkut yang selalu ramai (fathul)

MALANGVOICE – Museum Angkut selama ini dianggap masih menekankan pada aspek hiburan saja. Padahal nilai pembelajaran yang ada di sana sangat banyak, karena museum menyimpan memori sejarah kebudayaan manusia.

Karena itulah, Operator Manajer Museum Angkut yang baru, Endang A Shobirin, berharap museum transportasi terbesar di Asia ini akan dibuat konsep lebih terpadu, khususnya dijadikan wahana edukasi bagi pengunjung, khususnya yang tidak memahami soal alat transportasi.

“Saya melihat-lihat selama beberapa waktu ini, kok nggak ada yang edukatif. Makanya saya tergerak untuk membuat konsep yang baru berupa edukasi dan pembelajaran khusus bagi pelajar, paling tidak mulai TK sampai SMA,” ungkap mantan Manager Eco Green Park ini.

Meskipun sarana edukasi akan ditujukan ke pelajar, namun Endang tak menampik bahwa sarana ini akan dimanfaatkan segala umur. Karena ia berkeyakinan, tidak semua orang yang datang ke sana memahami koleksi moda transportasi yang dipamerkan.

Karena itu, harus ada nilai plus yang pengunjung dapatkan ketika datang ke museum paling fenomenal ini. Beberapa konsep sudah ia pikirkan, namun belum dimatangkan. Karena ia ingin menantang setiap wahana di sana untuk membuat nilai edukasi masing-masing.

“Misalnya di Runway 27 nanti tidak hanya bisa simulasi pesawat seperti yang selama ini ada, tapi bisa diadakan pembelajaran bagi pelajar untuk ilmu kedaruratan dan evakuasi saat terjadi kecelakaan di dalam pesawat. Itu akan lebih mengena lagi,” jelas Endang optimis.

Ia juga menantang penanggung jawab d’Topeng yang ada di lingkup museum untuk menambah wahana pendidikan. Ia menggagas akan ada pelukisan topeng bagi siswa-siswi yang berkunjung ke sana. Topeng dan catnya harus disediakan oleh d’Topeng sehingga pengunjung bisa enjoy.

“Siswa-siswi yang mengecat topeng ini bisa belajar itu topeng asalnya dari mana, dibuat apa, sambil melatih kreatifitas dalam seni menggambar,” ulas pawang binatang liar ini.

Sebenarnya ia memiliki banyak cita-cita tentang edukasi yang akan memberikan sentuhan baru di Museum Angkut. Sebagai pimpinan yang baru, Endang merasa tertangan di dunianya saat ini karena kepercayaan yang diberikan kepadanya pasti didasarkan pada kemampuannya. “Saya optimis, pasti bisa,” tandas Endang.