Mall UMKM Kota Batu Dapat Memperluas Pemasaran Produk Unggulan

MALANGVOICE– Sektor UMKM harus dilindungi dan terus dipacu agar menghasilkan kualitas unggulan. Terlebih sektor UMKM dan ekonomi kreatif dapat memperkuat iklim pariwisata Kota Batu.

Tulang punggung ekonomi kerakyatan ini juga lekat dengan industri padat karya yang dapat menyerap angkatan kerja. Sehingga berkorelasi dalam meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi daerah.

Intervensi dari pemangku kebijakan dibutuhkan dalam memberikan pendampingan guna meningkatkan kualitas produk dan berdaya saing. Sehingga dapat berkembang lebih pesat dan dipasarkan secara luas. Peluang itu sangat terbuka lebar lantaran posisi Kota Batu memiliki potensi sebagai daerah wisata.

Raih Tiga Penghargaan Nasional, PJT I Siap Perluas Dampak Sosial dan Lingkungan

Wali Kota Batu, Nurochman pun berniat membangun Mall UMKM. Lokasi yang dilirik berada di kawasan Alun-Alun Kota Batu karena dinilai representatif berdasarkan kajian awal. Rencana tersebut untuk menunaikannya janji politiknya yang diusung saat kampanye pencalonan kepala daerah.

“Ya, rencana pembangunan Mall UMKM ini terus berprogres. Saat ini kami sedang mempersiapkan desainnya,” ungkap Cak Nur sapaan akrabnya.

Meski begitu, pihaknya belum bisa memastikan lokasi pasti dibangunnya Mal UMKM ini. Ada sejumlah opsi tempat yang direkomendasikan saat pembahasan awal. Selain Alun-alun, juga ada opsi memanfaatkan bedak-bedak kosong di Pasar Induk Among Tani.

“Untuk lokasi belum bisa dipastikan. Opsinya mungkin ada di beberapa tempat, bisa di sekitaran Alun-alun juga memungkinkan. Ada juga opsi di bedak-bedak kosong pasar, tapi bukan sebagai mal, untuk display produk saja,” ucapnya.

Cak Nur menjelaskan bahwa Mal UMKM ini nantinya akan difungsikan sebagai ruang display bagi produk-produk unggulan pelaku usaha mikro hingga menengah di Kota Batu. Ia menilai kualitas produk UMKM lokal cukup potensial untuk dipromosikan secara lebih luas.

“Di Kota Batu ini banyak UMKM yang punya kualitas bagus. Maka produknya akan kami tampilkan di Mal UMKM nanti untuk meluaskan pangsa pasarnya,” jelasnya.

Lebih lanjut, pembangunan Mal UMKM ini diprediksi tidak bisa direalisasikan pada 2025 ini. Politisi PKB tersebut menyebut tahapan saat ini masih dalam proses perencanaan dan penyusunan desain. “Belum kalau tahun ini. Prencanaannya masih disiapkan,” tambahnya.

Sebagai informasi, gagasan pendirian mal UMKM telah masuk dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batu tahun 2025–2030. Wacana ini juga dibahas dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) pada Maret 2025 lalu.

Mall UMKM memiliki fungsi sebagai wadah pengembangan usaha untuk memberikan akses pemasaran yang lebih luas dan berkelanjutan bagi produk-produk UMKM di Kota Batu. Serta agar menumbuh gerakan cinta bela dan beli produk lokal sebagai wujud mempekuat posIsi ekonomi kerakyatan.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Kota Batu, Aries Setiawan, menegaskan bahwa pendirian mal UMKM merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah dalam memperkuat daya tahan sektor UMKM di tengah ketidakpastian ekonomi.

“Selain pembangunan mal UMKM, kami juga terus jalankan program pendampingan, fasilitasi akses permodalan, dan pelatihan kewirausahaan,” ujarnya.

Aries menjelaskan, berdasarkan data Diskumperindag, pertumbuhan sektor UMKM di Kota Batu pada 2023 mencapai 28 persen. Jumlah UMKM meningkat dari 5.900 unit menjadi 7.552 unit pada tahun 2024. Sebagian besar UMKM tersebut bergerak di sektor makanan dan minuman.

“Peningkatan ini menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk berwirausaha dan efektivitas program pengembangan yang telah dijalankan pemerintah daerah,” tegasnya.(der)

Berita Terkini

Arikel Terkait