Malang Fashion and Food Festival Berkonsep Tempo Dulu Banjir Pengunjung

Kominfo Pemkot Malang
Kominfo Pemkot Malang

MALANGVOICE – Malang Fashion and Food Festival dibuka Wali Kota Malang, Sutiaji di halaman Balai Kota Malang, Sabtu (22/7). Event ini sekaligus dibarengkan dengan Hari Krida Pertanian ke-51.

Malang Fashion and Food Festival ini diikuti oleh 50 pelaku usaha kuliner tradisional dan batik hasil inisiasi Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang. Uniknya, semua dikonsep seperti tempo dulu, mulai tenant, pakaian, bahkan ada juga mainan tradisional.

Sedangkan Hari Krida Pertanian disemarakkan dengan Lomba Cipta Menu dan Merangkai Hiasan Meja yang merupakan hasil kolaborasi Diskopindag dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) dan Tim Penggerak PKK Kota Malang.

Baca Juga: Dianggap Mirip Jokowi, Relawan Projo Jatim Nyatakan Dukung Ganjar Pranowo

Cegah Penyelundupan Manusia Melalui Kapal Kargo, Keimigrasian Gelar Rakor TPPO

Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji dan Ketua TP PKK Kota Malang, Widayati Sutiaji memantau lomba Hari Krida Pertanian. (deny/MVoice)

Peserta lomba adalah perwakilan TP PKK dari 57 kelurahan di Kota Malang. Pada Lomba Cipta Menu, peserta diminta menyusun menu sarapan pagi dengan memperhatikan beberapa ketentuan yang telah ditetapkan panitia. Sementara itu, untuk Lomba Merangkai Hiasan Meja, peserta diwajibkan menggunakan bahan baku toga (tanaman obat keluarga) dan bumbu dapur.

Event ini terbukti menarik banyak pengunjung, bahkan sebelum dimulainya acara pukul 15.00 WIB.

Pengunjung memadati stan. (deny/MVoice)

Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji mengatakan, acara ini sengaja digelar agar bisa dilihat seluruh masyarakat Kota Malang dan dikunjungi banyak wisatawan.

“Harapannya tentu ada efek domino terhadap pertumbuhan ekonomi dan goalnya adalah bagaimana kesejahteraan masyarakat dikuatkan,” kata Sutiaji.

Sementara dalam peringatan Hari Krida Pertanian ke-51 ini, Sutiaji ingin masyarakat tidak mengandalkan beras sebagai makanan pokok. Banyak sumber makanan lain yang bisa digunakan untuk pengganti beras.

“Orang kita ada istilah tidak makan kalau belum makan nasi, makanya ada kampanye ini. Supaya juga tidak ada kelangkaan bahan pokok makanan. Sambil membiasakan itu supaya ketahanan pangan makin kuat,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang, Slamet Husnan, mengatakan tujuan dari lomba itu adalah kampanye makanan non beras non terigu ke masyarakat dan ASN.

“Tujuannya supaya tidak konsumsi beras saja, bisa umbi-umbian, jagung dan lainnya. Sehingga kebutuhan beras tidak mengalami peningkatan dan ada keanekaragaman beras non terigu,” jelasnya.

Kepala Diskopindag Kota Malang Dr. Eko Sri Yuliadi, S.Sos.M.M menyampaikan bahwa festival ini digelar untuk mempromosikan batik tradisional, kuliner serta jajanan jadul khas Kota Malang. Acara ini juga akan dimeriahkan oleh atraksi dolanan anak dan penampilan musik.

“Event digelar dengan konsep pasar rakyat dan menggunakan konsep tempo dulu yang dimeriahkan dengan berbagai hiburan. Tentu setiap tenant akan menampilkan sebaik mungkin, karena nanti akan dipilih juga tenant terbaik,” jelas Eko.(der)

Berita Terkini

Arikel Terkait