Malam Ini, ‘Komik Indonesia Masih Ada’ Dilaunching di Semeru Art Gallery

MALANGVOICE-Dewan Kesenian Jawa Timur menerbitkan buku Komik Indonesia Masih Ada, Teguh Santosa (1942-2000). Buku yang mengisahkan profil komikus Teguh Santosa itu ditulis pada 144 halaman dan memuat kumpulan tulisan dari enam penulis: Dhany Valiandra, Iwan Gunawan, Toni Masdiono, Syarifuddin, Bagus Ary Wicaksono, dan Abdul Malik.

Sebagai putra kedua komikus Teguh Santosa, Dhany Valiandra menulis profil Teguh Santosa dalam bab Serpihan Kenangan Menemani Bapak Sebagai Seorang Komikus. Bab ini memuat catatan-catatan Dhany sebagai seorang anak komikus.

“Teguh Santosa telah lima belas tahun meninggalkan kita, namun jiwa dan sprit semangatnya tak pernah luntur. Bahkan sampai penghujung usianya, ketika penyakit menyerang tubuhnya beliau seolah tak mau peduli dan terus saja membuat komik. Dengan kondisi tangan yang melemah jarinya bergetar terus menggerakan arsir ilustrasi ‘ Naga Sasra Sabuk Inten’ komik strip untuk koran Suara Merdeka. Situasi ini jelas mengesankan bahwa menjadi Komikus baginya bukan perkara main–main. Membuat komik sepanjang hidup hingga akhir hayatnya telah ia buktikan dalam sebuah pergulatan eksistensi dan dedikasi yang ‘ Nggetih’ total jalan hidup berkesenian”, tulis Dhany dalam pengantar buku.
Buku itu juga memuat daftar lengkap karya Teguh Santosa dan sampul buku komik Teguh Santosa.

Penulis yang lain, Syarifuddin, menulis dengan judul Mengingat-ingat Teguh Santosa (1942-2000); Toni Masdiono (Guru dan Inspirator); Abdul Malik (Theresia Sandhora, Mat Pelor, dan Teguh Santosa); Iwan Gunawan (Membaca “gelap-terang” Teguh Santosa), dan Bagus Ary Wicaksono (Teguh Santosa, Sang Raja Kegelapan dan Energi Positif Teguh).

Peluncuran dan diskusi buku Komik Indonesia Masih Ada, Teguh Santosa (1942-2000) diadakan hari ini, Sabtu, 28 November, pukul 19.00, di Semeru Art Gallery, Jalan Semeru 14 Kota Malang.

Didukung penampilan komikalisasi puisi oleh Elyda K.Rara dari Teater Komunitas. Aditya Sasongko, dosen Desain Komunikasi Visual Universitas Ma Chung akan memandu diskusi.

Enam penulis memastikan hadir, termasuk Taufik ‘Monyong’ Hidayat, Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur dan beberapa pengurus Dewan Kesenian Jawa Timur.

Dua komik karya Teguh Santosa, masing-masing Mahabharata dan Bharatayudha terbitan Pluz Jakarta juga akan diluncurkan bersamaan.

Peluncuran dan diskusi buku Komik Indonesia Masih Ada merupakan kerjasama Dewan Kesenian Jawa Timur, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Semeru Art Gallery, Eklesia Prodaksen, Indonesia Comic Heritage, Penerbit Pluz+, MalangVoice, Raddio Bhiga Unmer Malang dan Malang Post.

Seperti diketahui, Teguh Santosa dilahirkan di Gondanglegi, Kabupaten Malang, pada 1942, dan baru saja mendapat Penghargaan Seniman Jawa Timur sebagai Tokoh Berdedikasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Oktober 2015.

Penerbitkan buku Komik Indonesia Masih Ada, Teguh Santosa (1942-2000) semakin meneguhkan eksistensi Teguh Santosa sebagai salah satu komikus terbaik di negeri kita.