MALANGVOICE – Pecinta kopi Kota Malang kini dimanja dengan kehadiran berbagai kedai yang menjamur. Namun, beberapa diantaranya hadir dengan konsep dan sajian khas, sebagai cara bersaing dalam dunia bisnis yang menjanjikan itu.
Salah satu yang berani tampil beda adalah Chutnea House, Cloths and Keudekupi, di Jalan Brigjen Slamet Riyadi 76/01. Dari namanya, aroma Aceh sangat terasa ditampilkan sang pemilik. Sebutan ‘Keudekupi’ memang diambil dari bahasa Aceh, yang artinya kedai kopi.
Mengambil konsep garment industrie, kedai ini merupakan salah satu alternatif tempat ngopi yang nyaman, dengan pernak-pernik yang tertata rapi.
Menu khas cita rasa Aceh, dengan berbagai varian, seperti Mie Aceh serta nasi goreng dengan bumbu racikan yang khas, Chutnea pun menjadi alternatif baru di industri kedai kopi.
Bahkan, untuk urusan kopi, sang pemilik kedai, Parnia Ramadani, terbilang serius menghadirkan cita rasa khas dengan rasa kopi yang kuat. Ditemui MVoice, Rabu (16/9) malam, wanita yang akrab disapa Nia itu mengaku, kopi yang disajikan kepada pengunjung kedainya memang didatangkan langsung dari Takengon, Aceh.
Meski dalam daftar menu, laiknya kedai lain, juga ada espresso, ristretto, cappucino hingga latte, namun, penggunaan bahan dasar kopi dari Aceh merupakan keunggulan yang ditampilkan kedai ini.
Bagi pecinta kopi yang ingin merasakan betapa kuatnya kopi Aceh, selain menu di atas, bisa memilih menu spesial seperti Gayo Kupi, Solong Kupi hingga Gresik Kupi yang merupakan cita rasa khas Nusantara. Bahkan pengunjung tak perlu khawatir, sebab Chutnea juga menyediakan menu kopi luwak khas Gayo yang sangat menantang.
Tak hanya kedai kopi, di lantai satu Chutnea House juga terdapat butik yang menyediakan pakaian dengan brand Chutnea yang di desain sendiri oleh sang owner. “Konsep awalnya, antara kedai dan butik ini satu kesatuan, jadi kenapa kedainya juga dengan konsep industri garmen,” kata Nia.
Dikatakannya, pangsa pasar yang dituju yakni mahasiswa yang sedang belajar di Kota Malang. Menangkap peluang banyaknya mahasiswa yang datang setiap tahunnya, membuat Nia serius membangun kedai kopi yang khas.
“Aku ingin kedai ini menjadi tempat orang mencicipi kopi berkualitas,” tandasnya.