Majukan Kebudayaan Kota Batu, Mantan Kajari Pentaskan Lakon Semar Mbangun Kayangan

Dalang Supriyanto mementaskan lakon Semar Mbangun Kayangan pada pagelaran wayang kulit memeriahkan HUT ke 21 Kota Batu. (MVoice/Pemkot Batu)

MALANGVOICE – Tatanan kehidupan dipastikan porak poranda tatkala dekadensi moral memuncak. Pesan itu diselipkan Dalang Supriyanto pada pementasan wayang kulit berlakon Semar Mbangun Kayangan.

Pementasan seni budaya tradisi ini diselenggarakan di halaman Balai Kota Among Tani, Kota Batu, Rabu (16/11).

Supriyanto sosok yang begitu familiar di kalangan masyarakat Kota Batu. Pria kelahiran Sragen itu pernah bertugas menjabat Kajari Kota Batu. Kini dirinya menjabat sebagai Asisten Bidang Pengawasan Kejati DIY.

“Berasa bernostalgia ketika datang kembali ke Kota Batu. Bertemu sahabat, mitra lama yang selalu mendukung kemajuan Kota Batu, salah satunya dari aspek budaya. Makanya kami mencetuskan wisata budaya bisa hadir di Kota Batu,” ujar dia.

Baca Juga: Bung Edi Pesankan Generasi Muda Teladani Perjuangan Para Pahlawan

Harapan Arema dengan Hasil RUPS PT LIB

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko menyerahkan simbol gunungan wayang kepada Dalang Supriyanto. Penyerahan gunungan wayang tanda dimulainya pementasan. (MVoice/Pemkot Batu).

Memainkan lakon wayang kulit bukan hal yang baru bagi Supriyanto. Ia mengaku sedari duduk di bangku SMP sudah getol mempelajari seni wayang. Ia memiliki kesempatan untuk mengasah kemampuannya memainkan lakon pewayangan saat bertugas di Kota Batu. Momen itu menumbuhkan memorinya masa lampau.

“Seni tradisi pewayangan merupakan refleksi kehidupan yang kaya pesan moral. Jangan sampai budaya luhur bangsa ini luntur maka harus diwariskan ke generasi selanjutnya,” ujar Supriyanto.

Semar Mbangun Kayangan lebih menitikberatkan pada pembenahan moralitas. Bukan diartikan membangun istana megah dan berlimpah kemewahan. Dalam lakon pewayangan, Semar disimbolkan punakawan representasi rakyat jelatah yang berani mengingatkan Pandawa, penguasa tertinggi Amarta. Kisah ini bentuk sindiran kepada penguasa agar tidak terlena dan mengabaikan kepentingan rakyat.

Pagelaran wayang. (istimewa)

“Kahyangan yang dimaksud Semar adalah jiwa, rasa dan rohani para pemimpinnya. Inilah yang perlu dibangun agar Amarta menjadi negeri yang makmur, adil, sejahtera, dan sentosa,” ucap Supriyanto.

Pementasan wayang kulit Semar Mbangun Kayangan digelar dalam rangkaian memeriahkan HUT ke 21 Kota Batu. Pertunjukkan seni tradisi itu digagas Dinas Pariwisata Kota Batu. Hadir pula, Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah didampingi Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko dan wakilnya, Punjul Santoso.

Ahmad Basarah menyanjung Supriyanto yang juga memiliki kepiawaian memainkan lakon pewayangan. Ia baru mengetahui dari penuturan Dewanti, kalau Supriyanto mengasah kepiawainnya mendalang saat bertugas di Kota Batu. Hal itu menunjukkan kebudayaan Kota Batu terus hidup dan berkembang ke arah lebih baik.

“Ini luar biasa pertanda kemajuan Kota Batu bukan hanya pada wisata buatan, tapi juga kekayaan seni budayanya. Sekarang beliau bertugas di Kejati Yogyakarta, semoga nanti menjabat Kajati Jatim,” seloroh politisi PDIP itu.

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpkoko bersyukur karena akhirnya bisa melaksanakan pagelaran wayang kulit memperingati HUT Kota Batu yang sempat tertunda. Dalam kesempatan itu Dra Hj Dewanti juga berpamitan kepada masyarakat karena 27 Desember 2022 mendatang masa jabatannya sebagai wali kota sudah berakhir.

“Saya bangga karena perkembangan seni budaya di Kota Batu berkembang pesat seiring dengan perkembangan pariwisata di Kota Batu,” ujar Dewanti .

Kepala Disparta Kota Batu, Arief As Siddiq mengatakan, pihaknya mendatangkan dalang spesial. Menurutnya, Supriyanto merupakan figur luar biasa dengan kreativitas dan semangat melestarikan seni budaya tradisi. Sehingga ruang pentas yang diberikan merupakan bentuk apresiasi Disparta kepada mantan Kajari Kota Batu itu.

“Sengaja Disparta mendatangkang dalang spesial, Kajari Kota Batu, Pak Supriyanto. Karena beliau cukup piawai memainkan lakon pewayangan. Sehingga kami berharap, kegiatan ini sekaligus menegaskan, Kota Batu sebagai ikon pariwisata budaya di Jawa Timur,” ujar Arief.

Menanamkan kecintaan budaya lokal dengan seni tradisi merupakan salah satu komitmen pemerintah daerah. mengembangkan seni budaya tradisi sebagai bagian dari ikon destinasi wisata di Kota Batu. Apalagi pewayangan banyak kisah dan cerita yang banyak memberikan pesan moral kehidupan manusia.

“Keteladanan dari dunia pewayangan ini sangat penting untuk membangun karakter dan pilar peradaban bangsa serta perekat kebinekaan. Wayang tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan, tetapi juga media menyalurkan pemikiran dan ketaladan lewat setiap pergelaran atau pementasan,” urai Arief.

Pementasan wayang kulit Semar Mbangun Kayangan juga disaksikan 12 mahasiswa asing mancanegara. Mereka berasal dari negara Mesir, Madagaskar, Sudan, Tunisia, Afganistan, Yaman, Zimbabwe, Palestina, Jordania, Banglades, Turkmenistan dan Pakistan.

Para mahasiswa asing dari 12 negara itu datang ke Kota Batu dalam rangka mengikuti program International Youth-Enhancing Study (I-YES). Program ini diluncurkan Fakultas Humaniora UIN Maliki Malang untuk mengenalkan sosial budaya Indonesia yang dikemas melalui pembelajaran terbuka. Mewujudkan pendidikan berwawasan global dengan.menyiapkan sumber daya manusia yang mampu mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui perspektif inklusif.

Humaniora I-Yes dikemas dalam bentuk kajian intensif selama satu minggu. Proses pembelajaran dilakukan dalam bentuk sesi kelas, interaksi sosial budaya langsung, kunjungan budaya dan kunjungan sekolah.

Kegiatan Humaniora I-Yes merupakan bentuk pendidikan langsung dimana proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan akademik dan sosial budaya. Pengalaman itu nantinya akan menjadi aset penting untuk mengembangkan dunia yang lebih baik.(der)