MALANGVOICE – Mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri), Doni Suryana, terpilih sebagai Wakil Kakang II dalam ajang kontes “Kakang Mbakyu Kota Malang 2018”.
Ia mengaku, motivasi ikut dalam ajang bergengsi itu tak lain untuk mempromosikan sekaligus mengenalkan Kota Malang khususnya pada sektor wisata.
“Pertama kali ikut event ini tentunya ingin berkontribusi untuk Kota Malang, khususnya di bidang pariwisata. Selain itu juga untuk menantang diri, mengukur kemampuan, sekaligus aktualisasi diri. Motivasinya juga ingin menjadi inspirasi bagi orang banyak,” katanya kepada MVoice, Jum’at (5/10).
Pria asal Lampung ini menilai, sejauh ini pemasaran potensi wisata di Kota Malang sudah sangat bagus. Bahkan, Kota Malang sering disebut sebagai destinasi wisata pilihan di Indonesia.
“Sudah sangat bagus, untuk itu kini saatnya kita generasi muda harus mempromosikan dan mengenalkan Kota Malang di kancah nasional maupun internasional. Kota Malang juga punya aplikasi Malang Menyapa yang berguna sebagai promosi dan panduan bagi wisatawan yanh berkunjung,” tambahnya.
Ia juga menceritakan bagaimana tahapan paling sulit saat mengikuti ajang tersebut.
“Seleksi awal mencapai 200 peserta, kemudian dipilih 10 pasang untuk menjadi Kakang-Mbakyu 2018. Kesulitannya di pembagian waktu dan persiapan. Karena jadwal rangkaian lomba begitu padat, sehingga perlu cara ekstra untuk mempersiapkan tahapan- tahapan selanjutnya. Seleksi yang paling sulit ada di saat semifinal, karena ada tahapan debat, deep interview, final look, dan talent show. Sulit dan menantang, tapi rasanya luar biasa setelah berhasil menyelesaikannya,” tegasnya.
Mahasiswa Ilmu Komunikasi ini pun berharap bisa menjadi inspirasi buat masyarakat Kota Malang serta mendorong pemuda Kota Malang untuk terus berprestasi, khususnya Mahasiswa Unitri.
“Selain itu, harapan untuk pariwisata Kota Malang juga semakin baik dalam pengelolaan dan promosi, juga semakin diminati oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Mengingat wisata Kota Malang yang kaya akan sejarah, semoga sejarah Kota Malag tetap dilestarikan. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang bangga dan menghargai sejarahnya,” pungkasnya.(Hmz/Aka)