Mahasiswa PMM Universitas IBU Pamer Budaya Daerah, Bentuk Cinta Tanah Air

Festival Budaya Nusantara Universitas IBU. (Deny/MVoice)

MALANGVOICE – Ratusan mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) di Universitas Insan Budi Utomo (IBU) Malang memamerkan budaya daerah masing-masing pada Rabu (15/5).

Acara dikemas lewat Festival Budaya Nusantara dalam konser Heppiee dengan mengundang Fandy Kerispatih.

Para mahasiswa itu antusias menunjukkan budaya daerah asal mereka, lengkap dengan pakaian adat dan tarian serta lagu daerah masing-masing.

Baca Juga: Pj Wahyu Hidayat Lepas Jemaah Haji, Pesan Jaga Kesehatan dan Doakan Kota Malang

Ketua Umum IIPG Kawal Kasus Penganiayaan Anak Selebgram Aghnia di Malang

Festival Budaya Nusantara Universitas IBU. (Deny/MVoice)

Rektor Universitas IBU Malang, Dr Nurcholis Sunuyeko, mengatakan, event ini sengaja digelar agar mahasiswa mengetahui budaya daerah lain serta semakin bangga dan mencintai budaya sendiri.

“Ini sebagai kegiatan wajib karena mahasiswa juga harus mengetahui dan menghayati betapa budaya di Indonesia ini sangat beragam,” katanya.

Diketahui, Universitas IBU menjadi favorit mahasiswa PMM dari berbagai daerah. Nurcholis menyampaikan, tahun ini kampus IBU menduduki peringkat 3 nasional dan peringkat 1 Jatim dalam mengimplementasikan program PMM terbanyak. Tahun ini, kampus IBU menerima 475 mahasiswa program PMM.

“Mudah mudahan tahun depan kuotanya bisa naik. Karena banyak sekali mahasiswa dari Aceh sampai Papua yang berminat sekali untuk belajar di Universitas IBU,” jelasnya.

Menurutnya, penguatan kurikulum pembelajaran menjadi hal utama di kampus IBU. Salah satunya mendorong mahasiswa menjadi SDM unggul dan mampu menguasai, menghayati dan mengamalkan kebudiutamaan.

“Makanya tadi ada ikrar kebudiutamaan yang meliputi 5 pilar yakni keindonesiaan, kemanfaatan, kepedulian, kepatuhan dan kepatutan. Ini yang kami tekankan karena baik pikir maupun rasa harus diselaraskan,” paparnya.

Sementara itu salah satu mahasiswa yang mengikuti PMM di Universitas IBU, Belania Atapen asal Papua Selatan, mengaku sangat senang sekaligus syok ketika bejalar di Malang.

Ia mengaku ada banyak perbedaan kultur dan budaya ketika berada di Jawa. Meskipun demikian ia mengatakan tidak ada masalah dan akan belajar tentang budaya di Jawa.

“Pertama saya sangat bahagia bisa ke sini (UIBU), tapi saya juga syok ketika tahu harga makanan di sini sangat murah, pop ice aja 3.000 rupiah, beda dengan di Papua,” katanya.

Selama satu semester menjalani program PMM, Belania mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, ia bersama satu kawannya dari Papua yakin bisa menuntaskan studi dengan baik.

“Banyak pendukungnya di sini meski jauh dari orang tua, dosen baik, teman-teman juga baik. Saya kira tidak ada masalah,” tutupnya.(der)