Mahasiswa Papua Bentrok dengan Warga, Jantung Kota Malang Sempat ‘Lumpuh’

Istimewa

MALANGVOICE – Sekelompok mahasiswa diduga asal Papua bentrok dengan warga di Jalan Basuki Rahmat sekitar pukul 09.00 WIB, persisnya di simpang empat Rajabali, Kamis (15/8). Bentrokan ini sempat membuat kawasan vital Kota Malang itu lumpuh.

Berdasarkan pantauan video amatir warga, puluhan mahasiswa asal Papua memblokade jalan. Polisi berusaha untuk membubarkan massa yang diketahui tak mengantongi izin resmi itu. Namun, mereka tak menggubris imbauan aparat. Bahkan mengarah anarkis.

Selang beberapa menit kemudian, warga yang resah merangsek blokade kelompok AMP tersebut. Bentrokan kedua kelompok pun tak terhindarkan. Dalam video amatir warga lainnya, terlihat kepanikan di kawasan pertokoan dan bisnis tersebut. Mereka bergegas menutup bedak dan pagar toko masing- masing.

Sekitar pukul 11.00 WIB, polisi dapat mengendalikan situasi. Kelompok AMP diamankan menggunakan truk polisi.

Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri menjelaskan, kronologis bermula dari massa AMP yang akan berunjuk rasa tujuannya ke Balai Kota Malang. Namun dalam perjalanannya, bentrok dengan warga yang tidak terima dengan orasi yang disampaikan.

“Masyarakat tidak setuju dengan orasi AMP yang menyampaikan Papua Merdeka dan ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Asfuri.

Bentrokan pun tak terhindari, kedua kelompok saling lempar batu. Beberapa jam kemudian, polisi berhasil mengamankan massa AMP yang memang diketahui tak mendapatkan izin resmi aksi unjuk rasa kepolisian tersebut.

“Penyampaian pendapat di muka umum, syaratnya tidak boleh mengganggu persatuan dan kesatuan NKRI.
Namun dalam orasinya menyampaikan Papua merdeka, ingin memisahkan dari NKRI. Maka kami melakukan pembubaran,” ujar Asfuri.

“Kita tidak melakukan penahanan. Selanjutnya akan kami pulangkan ke rumah masing-masing,” imbuhnya. (Der/Ulm)