MALANGVOICE – Belasan mahasiswa baru (maba) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK-UB) mengalami seperti kesurupan massal. Kejadian itu dilaporkan saat mahasiswa menjalani Bina Karakter Mahasiswa (BKM) seri keempat pada Ahad (25/9).
BKM ini digelar Fakultas Kedokteran untuk pemantapan karakter mahasiswa baru. Acara ini dibagi di dua gedung, yakni Gedung Faal dan Graha Medika.
Salah satu mahasiswa baru yang tidak mau disebutkan namanya, membenarkan hal itu. Ia mengatakan mendapat kabar ada temannya seperti kesurupan di salah satu gedung sesaat sebelum proses penutupan BKM pada sore hari.
“Karena saya beda gedung jadi dapat informasi itu dari teman-teman,” katanya.
Dari informasi yang dia dapat, sebelum mengalami seperti kesurupan itu ada perdebatan antara panitia dan mahasiswa.
“Memang ada debat begitu katanya, tapi saya tidak tahu karena beda gedung,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Dekan III FK UB, dr Eriko Prawestiningtyas, membantah adanya kesurupan yang dialami mahasiswa baru.
Dijelaskan lebih lanjut, peristiwa itu disebut histeria atau reaksi konversi dari ilmu kedokteran.
“Itu tidak ada kesurupan, jadi reaksi konversi dari mahasiswa. Dikarenakan beberapa hal bisa kelelahan fisik dan psikis,” katanya, Rabu (28/9).
Eriko mengatakan, ada sekitar 13 mahasiswa yang mengalami histeria tersebut. Tiga diantaranya harus dilarikan ke RS UB untuk menjalani perawatan karena mengalami sesak napas.
“Dari sekian mahasiswa dapat dikondisikan dan pulang sesuai jadwal. Namun ada tiga mahasiswa yang dirujuk ke RS UB, setelah dapat perawatan mereka dinyatakan bisa pulang dan tidak perlu perawatan lanjut,” jelasnya.
Histeria atau reaksi konversi dikatakan Eriko berbeda dengan kesurupan. Ia menjelaskan ketika seseorang mengalami histeria atau reaksi konversi itu dalam keadaan sadar. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab seseorang mengalami hal tersebut.
“Faktor kelelahan fisik dan psikis itu memicu. Jadi mereka mencurahkan kekesalan sambil berteriak dan menangis. Ada juga sambil sedikit protes dan komplain. Beberapa yang mungkin turut merasakan ikut terpancing dan mengalami hal sama, kemudian dibilang kesurupan,” tuturnya.
“Bagi mahasiswa ini mungkin baru karena dulu sering daring dan sekarang seluruh kegiatan dilakukan luring. Saya rasa juga dibutuhkan effort sendiri serta kondisi masing-masing juga berbeda,” lanjut Eriko.
Saat ini belasan mahasiswa yang mengalami histeria massal dilaporkan sudah menjalani aktivitas dengan baik. Termasuk tiga orang yang sempat mendapat perawatan di RS UB.
“Seluruh kegiatan BKM dipantau tim kesehatan dan ada supervisor juga,” tandasnya.(der)