Lolos ke PIMNAS, Mahasiswa Polinema Bikin ‘SI IRIT’ Sebuah Inovasi Irigasi Tetes

Kelompok mahasiswa Polinema yang lolos PIMNAS. (Lisdya)
Kelompok mahasiswa Polinema yang lolos PIMNAS. (Lisdya)

MALANGVOICE – Terbatasnya ketersediaan air di perkebunan sebagian puncak gunung, menjadi penghalang petani untuk terus panen. Seperti saat musim kemarau ini, salah satu petani asal Desa Petung Sewu, Dau Kabupaten Malang dalam satu tahun hanya satu kali panen jeruk.

Belajar dari persoalan ini, mahasiswa Politeknik Negeri Malang (Polinema) membuat suatu inovasi untuk membantu petani, salah satunya yakni Rudiono yang lahan perkebunan jeruknya mengalami penurunan panen.

Mahasiswa-mahasiswi dari jurusan Teknik Telekomunikasi dan Elektronika ini kemudian membuat inovasi berupa sistem irigasi teknis tetes berbasis IoT (internet of things) menggunakan energi panel surya atau disebut SI IRIT.

“Awalnya kami survei dulu, kemudian kami kembangkan ke mitra petani jeruk. Di sana ada sungai ada airnya tapi hanya musim hujan, dan ada beberapa lahan yang bisa teririgrasi jadi bisa dua kali panen. Tetapi di lahan Rudiono hanya satu kali panen,” ujar Ketua Kelompok, Aisyah Rahma Kholifah kepada awak media, Jumat (23/8).

Metode yang digunakan dalam merancang sistem irigasi tetes ini terdiri dari perangkat keras dan perangkat hunak, termasuk pengembangan sistem. Dijelaskannya, tujuan dari untuk merancang sistem irigasti
tetes yang dapat dikontrol melalui teknologi IoT untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air di perkebunan menggunakan energi panel surya.

“Satu alat ini bisa untuk 400 pohon. Penyiramannya melalui selang. Dan metode ini dapat memantau kondisi tanaman secara real time,” ungkapnya.

“Bahkan, lahan juga dapar digunakan tumpang sari dengan tanaman tomat, otomatis selain bisa dua kali panen juga mendapat keuntungan ekonomi dobel yakni Rp.480 ribu tiap sekali panen,” paparnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, mode MCU yang ada di aplikasi store smartphone dapat digunakan sebagai perantara untuk
mengirim informasi dan pengontrol penyiraman otomatis dengan kelembaban tanah sebagai parameternya. Dengan adanya alat ini, diharapkan mitra dapat panen dua kali dalam setahun sekaligus meminimalisir penggunaan air dan menghemat tenaga menggunakan penyiraman otomatis.

“Untuk daya tampung air, kami menggunakan water banking. Untuk aplikasi kami sudah mendapatkan hak cipta,” katanya.

Perlu diketahui, kelompok yang terdiri dari Kelvin Islami Albar Sarosa, Rurin Fitriana dan Inna Rochmawati ini lulus dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang bakal dilaksanakan pekan depan.

“Dari Polinema sebenarnya ada lima kelompok yang maju, Alhamdulillah kami yang lolos. Untuk dana kami dapat dari Kemenristek Dikti sebesar Rp 7,6 juta,” tandasnya.(Hmz/Aka)