Lima Investor “Lirik” Tempat Wisata Mendit

Direktur Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Wisata Wendit, Gunawan Purwadi. (Toski D)

MALANGVOICE – Potensi pariwisata di Kabupaten Malang, menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan investor. Salah satu yang kini sedang dilirik adalah Wisata Pemandian Wendit. Tercatat sudah ada lima investor yang siap melakukan pengelolaan dan pengembangan tempat wisata tersebut.

Direktur Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Wisata Wendit, Gunawan Purwadi mengatakan, untuk meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), pihaknya akan melibatkan pihak ketiga untuk pengelolaannya.

“Di Wendit ini jika dikelola pihak ketiga, dapat lebih menarik dan bersaing dengan objek wisata lainnya yang ada di Malang Raya. Sebab, pihak ketiga jelas lebih profesional, karena berorientasi pada profit,” ungkapnya.

Hingga saat ini, lanjut Gunawan, sudah ada lima investor yang telah ajukan penawaran kerjasama untuk pengelolaan tempat wisata ini.

“Kami mengmbil langkah ini untuk menunjang pertumbuhan dunia pariwisata yang mengusung basis kemasyarakatan,” jelasnya.

Para investor tersebut, akan diseleksi tim pengkaji yang melibatkan instansi teknis terkait, seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), Bagian Hukum Sekretariat Daerah, Bagian Kerjasama, dan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda).

“Selain itu, tim pengkaji tersebut, saat ini masih menyampaikan persyaratan yang di ajukan investor tentang legal kepemilikan Wendit. Karena untuk area parkirnya ada lahan milik PT KAI. Bila sudah selesai akan kami informasikan,” pungkasnya.

Perlu diketahui, tempat Wisata Pemandian Wendit menjadi salah satu destinasi favorit di Kabupaten Malang. Pasalnya, menjadi lokasi yang cukup tua. Usianya lebih dari 30 tahun.

Wisata dengan pemandian sumber air ini memiliki daya tarik pada monyet yang bisa ditemui dengan mudah. Mereka berkeliaran di sekitar pengunjung.

Beberapa kali digelar ritual budaya di Wendit. Terbaru adalah Grebeg Tengger Tirto Aji. Masyarakat Tengger mendatangi mata air Mbah Gimbal dan Mbah Kabul untuk mengambil tirta di sana. Kegiatan ini dilakukan menjelang upacara Yadnya Kasada. (Hmz/Ulm)