Lewat Pengenalan Budaya Nasional, IBU Terima Mahasiswa Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Rektor IBU Dr H Nurcholis Sunuyeko, MSi. saat memberikan sambutan. (Mvoice/Toski D).

MALANGVOICE – Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Budi Utomo menggelar penerimaan dan penyambutan mahasiswa inbound yang ikut dalam Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Belajar Kampus Merdeka Angkatan 1 Tahun 2021.

Program dengan tagline “Bertukar Sementara Bermakna Selamanya” ini merupakan Program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Dalam Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) angkatan 1 tahun 2021 ini, IBU menerima sedikitnya 200 mahasiswa dari 41 Universitas yang ada di Indonesia.

Di antara sekitar 200 mahasiswa tersebut, 40 hadir secara luring. Acara digelar secara Hybrid bertempat di Musium Panji, Jalan Raya Bangilan, Dusun Ringin Anom, Desa Slamet, Kecamatan Tumpang, Rabu (27/10).

Penyambutan Pertukaran Mahasiswa Merdeka ini dimeriahkan dengan tari-tarian daerah yang dibawakan oleh mahasiswa asal daerah masing-masing di seluruh Indonesia.

Dalam sambutannya, Rektor IBU Dr H Nurcholis Sunuyeko, MSi, menyampaikan, program Pertukaran Mahasiswa Merdeka ini merupakan momen yang sangat baik sebagai tindak lanjut pelaksanaan merdeka belajar dan kampus merdeka.

“Momen ini sangat bagus. Program ini sangat cocok dengan keinginan kita (IBU) pada tahun-tahun sebelumnya yang menngiginkan belajar yang merdeka meskipun tetap masuk atau tetap dibingkai dengan kepatuhan akademik dan tetap dibingkai dengan kepatutan intelektual,” ucap Nurcholish.

Nurcholis menjelaskan, dengan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini IKIP Budi Utomo terus berusaha untuk memberikan nuansa yang lain meskipun proses akademik, proses ilmiah dan capaian pengetahuan itu sering dikonotasikan selalu menggunakan aspek riset, aspek fisik dan aspek nalar dikonotasikan sebagai sesuatu yang sangat serius.

“IBU saat ini sedang mencoba untuk mensinkronkan, dan mengharmonisasikan antara pikiran dan rasa sebagai pintu gerbang untuk menuju kebahagiaan meskipun untuk menuju kebahagiaan itu harus melalui beberapa rintangan,” katanya.

Hal itu, sambungnya, ada kaitanya dengan kegiatan akademis yang formal yang harus dikembangkan dan dikemas, diselaraskan, diharmonisasikan.

Lebih lanjut, tambah Nurcholish, ditengah pandemi Covid-19 ini, IBU mencoba untuk mengenalkan proses belajar yang akan diselenggarakan dengan keharmonisan dalam pikiran dan rasa agar dapat meningkatkan Person In Charge (PIC)

“Untuk mendukung itu semua, diperlukan kerja keras untuk mengharmonisasikan yang intelektualit tinggi, dan kualifikasi pendidikan supaya memiliki rasa bertanggung jawab yang tinggi,” pungkasnya.(end)