Lewat Film Upo, Sinedek Unmer Ajak Hargai Sebutir Nasi

Film Upo. (istimewa)
Film Upo. (istimewa)

MALANGVOICE – Sempat lama vakum, Sinedek Unmer Malang kembali bergeliat. Mereka muncul lewat karya film terbarunya, Upo.

Ya, Upo dalam bahasa Jawa berarti sebiji nasi. Para mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Unmer ini sengaja menceritakan bagaimana menghargai sebutir nasi sebelum dihidangkan di atas piring.

Film ini digarap dengan sutradara M Iqbal Syah Lubis. Ia mendapat ide itu dari sebuah mitos tentang nasi.

“Waktu kecil kadang orangtua bilang, kalau nasinya gak habis, nanti nangis. Di sana kami berpikir dasarnya menggara film ini,” katanya kepada MVoice.

Film Upo menceritakan seorang bocah kelas 5D, Hakim, yang tinggal bersama keluarganya di desa. Syuting film ini berlokasi di kawasan Sumberpucung, Kabupaten Malang, karena dinilai masih banyak areal persawahan yang luas.

“Hakim ditinggal bapaknya sebagai petani. Sedangkan ibunya berjualan kerupuk puli. Hakim ini anaknya aktif dan suka mengamati, sampai dia lihat pemulung makan nasi dari tempat sampah,” lanjut mahasiswa asal Medan.

Selain itu, dalam film Upo nantinya akan menceritakan proses wiwitan. Proses ini menjadi bagian penting karena sudah jarang diketahui generasi zaman now.

Wiwitan atau ritual persembahan sebagai bentuk rasa syukur sebelum panen dilakukan. Tradisi ini sudah lama dilakukan masyarakat Jawa kepada Dewi Sri (Dewi Padi) yang mereka percaya menumbuhkan dan menjaga padi sebelum panen.

“Kami ingin angkat proses wiwitan karena untuk mengingatkan lagi tradisi ini. Bagaimana petani sangat bersyukurnya saat panen. Tapi sayangnya negara kita masih impor beras,” jelasnya.

Iqbal menambahkan, film ini nantinya akan diikutkan dalam beberapa festival. Serta akan dilaunching pada 25 April 2018. Ia berharap, dari karyanya ini bisa memantik film-film lain yang dihasilkan Sinedek Unmer.

“Rencananya kami juga akan putar film ini ke luar kota. Semoga menjadi kebangkitan Sinedek membuat karya film yang bagus,” tutupnya.(Der/Ak)