MALANGVOICE– Program Active Case Finding (ACF) TBC di Lapas Kelas I Malang resmi ditutup pada Senin (22/9) dengan capaian gemilang. Selama 11 hari, sebanyak 2.454 warga binaan – terdiri dari 428 tahanan dan 2.026 narapidana – berhasil menjalani pemeriksaan kesehatan.
Jumlah ini menjadikan Lapas Malang sebagai unit pemasyarakatan dengan peserta skrining TBC terbanyak di Jawa Timur.
Kegiatan yang dipusatkan di Klinik Pratama Paricara ini meliputi skrining gejala, wawancara kesehatan, hingga rontgen dada dengan dukungan mobil rontgen dari Tirta Medical Center (TMC). Prosesnya digelar bertahap agar setiap warga binaan mendapat layanan optimal.
BTN Pastikan Dana Rp25 Triliun Segera Terserap untuk UMKM dan Kredit Perumahan
Kesuksesan program ini juga berkat pendampingan lintas sektor. Tim Kanwil Ditjenpas Jawa Timur dan Dinas Kesehatan Kota Malang hadir memantau jalannya kegiatan, termasuk pada hari terakhir. Kolaborasi ini memastikan seluruh tahapan sesuai standar kesehatan.
Kalapas Kelas I Malang, Teguh Pamuji, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat.
“Tanpa dedikasi para tenaga kesehatan, baik internal lapas maupun dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas, capaian 2.454 peserta tentu sulit terwujud,” ujarnya.
Meski ACF berakhir, layanan kesehatan di Lapas Malang tetap berlanjut. Delapan warga binaan yang terdeteksi positif TBC langsung ditangani, sementara sejumlah sampel dahak masih menunggu hasil laboratorium. Mereka akan mendapat pengobatan intensif hingga enam bulan ke depan dengan pemantauan berkala.
Capaian ini bukan hanya angka, tapi langkah nyata mencegah penularan TBC di lingkungan pemasyarakatan. Lapas Malang berkomitmen terus mendukung program nasional eliminasi TBC dan menjadi contoh penerapan layanan kesehatan yang humanis dan menyeluruh bagi warga binaan.(der)