Lapas Lowokwaru Sukses Pasarkan Olahan Tata Boga WBP

Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Malang Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Timur RB Danang Yudiawan saat menjelaskan hasil olahan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) berupa keripik dan kopi, (Bagus/Mvoice).

MALANGVOICE – Lapas Kelas I Malang, Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Timur terus menghasilkan berbagai olahan tata boga dan konveksi yang telah dipasarkan untuk pegawai lapas dan masyarakat umum.

Tentunya dalam pembuatan produk-produk olahan itu pihak Lapas Kelas I Malang melibatkan para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) untuk membantu mereka lebih produktif dan memiliki bekal saat kembali ke lingkungan masyarakat nantinya.

Namun, karena berada di situasi pandemi Covid-19 pihak Lapas Kelas I Malang lebih memfokuskan pada hasil pengolahan tata boga. Lantaran untuk konveksi sendiri masih mengalami penurunan.

Kepala Lapas Kelas I Malang Kanwil Kemenkumham Jawa Timur RB Danang Yudiawan mengatakan, ada puluhan WBP yang ikut andil dalam pembuatan beragam olahan di bidang tata boga.

“Lapas Kelas I Malang tetap memproduksi hasil karya WBP berupa kopi murni, minuman herbal serbuk jahe, keripik tempe, serta keripik tempe sagu,” ujarnya, Kamis (30/9).

Sementara itu, Kepala Seksi Bimbingan Kerja Lapas Kelas I Malang Adi Santosa menambahkan, dari beragam olahan di bidang tata boga tersebut kopi menjadi salah satu produk yang banyak diminati.

“Untuk Kopi itu paling banyak diminati dibandingkan produk lain. Paling banyak dalam sehari kami pernah produksi sampai 1 Kwintal,” imbuhnya.

Sedangkan untuk harga kopi juga cukup beragam tergantung kualitas bahan kopi dan sistem pengolahannya.

“Untuk keripik juga laku tapi masih dibawah kopi. Untuk harganya mulai dari Rp 2 ribu sampai Rp 150 ribu berdasarkan ukuran kemasan. Untuk jenis kopinya terdapat tiga macam yakni kopi robusta, arabika dan kopi lanangan,” tuturnya.

Lebih lanjut, Adi menyampaikan hingga saat ini produksi bahan olahan seperti kripik dan kopi masih menggunakan sistem pesanan. Jadi ketika ada pesanan datang baru pihak Lapas Kelas I Malang memproduksi.

Melalui kegiatan tersebut, diharapkan ketika WBP telah selesai masa hukumannya bisa memiliki pandangan dan pengalaman kerja.

“Semoga dengan adanya pengalaman yang dimiliki WBP kedepannya mereka bisa berwirausaha karena sudah memiliki pengalaman,” harap dia.(der)