MALANGVOICE – Duel super big match Arema FC kontra Persebaya Surabaya dihelat di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (6/10) sore kemarin. Laga itu ditonton hanya 26.293 suporter bertiket di dalam stadion.
Padahal jauh-jauh hari manajemen melalui panpel Arema FC sudah mengumumkan tiket pertandingan 40 ribu lebih habis terjual. Pengamanan pun diperketat agar suporter tidak meluber, tapi ternyata masih banyak ruang kosong di stadion. Seperti bukan laga besar.
Artinya dari jumlah penonton bertiket di stadion berjumlah 26.293, masih banyak tiket yang belum terjual.
Hal itu juga terbukti dengan protes dari mitra kerja penjualan tiket dari panpel. Dibalik euforia kemenangan mereka kecewa karena tiket yang dipegang masih banyak.
“Satu rekanan itu bawa 25 tiket, teman-teman malah belum ada yang laku sama sekali padahal kami jualnya sesuai harga,” kata Amin, salah satu mitra kerja penjualan tiket.
Rekanan mitra kerja itu menginginkan tanggung jawab panpel agar bisa mengembalikan tiket tak terjual. “Katanya yang tidak punya tiket tidak boleh ke stadion, terus ternyata di stadion malah buka tiket box. Jadinya di kami gak laku,” tambahnya.
Berbeda dengan big match lain melawan Persib atau Persija, tiket di rekanan mitra kerja selalu habis. Mereka menyayangkan hal itu.
Ketua Panpel Arema, Abdul Haris, menerima keluhan para mitra kerjanya. Ia mengatakan sepinya penonton karena beberapa hal, salah satunya perubahan jadwal pertandingan. Sejatinya, Arema FC lawan Persebaya Surabaya dihelat pada 30 September, namun adanya insiden suporter tewas membuat PSSI menghentikan liga dan baru dimulai pada 5 Oktober.
“Jadwal itu paling mempengaruhi, karena kebanyakan yang datang dari luar kota tidak bisa hadir. Karena main Sabtu mungkin banyak yang sekolah atau kerja,” kata Haris.
Haris sendiri belum mengetahui pasti berapa tiket yang dikembalikan mitra kerja maupun yang tidak terjual di tiket box. “Ini kami sepakat untuk menurkar tiket mitra kerja. Belum tahu berapa yang dikembalikan, kami masih hitung,” tandasnya.(Der/Aka)