Kumpul di God Bless, Musisi Bahas Masa Depan Musik Malang

Wahyu GV (kanan) saat diskusi di God Bless Cafe. (deny)

MALANGVOICE – Keinginan mengembalikan Malang sebagai barometer musik rock di Tanah Air, dipikirkan serius para musisi lokal. Puluhan musisi, event organizer, dan pemilik usaha cafe berkumpul di God Bless Cafe, membahas kondisi ini.

Mereka berdiskusi, menampung dan mempersatukan keinginan bersama. Musisi sekaligus penggagas diskusi, Wahyu GV, mengatakan, di forum ini bisa diketahui apa yang menjadi masalah di permusikan lokal, hingga mengalami pasang surut.

IMG_20151022_164449

“Kami (musisi lokal) punya kesempatan yang sama dengan musisi nasional, kami sejajar dengan mereka. Tapi kenapa yang lokal kurang disorot? Itu yang kami bahas,” kata Wahyu.

Sebagai langkah awal, ia menggandeng stasiun televisi lokal untuk menyebarluaskan karya musisi lokal. Program itu dinamakan Weekend Play. “Musisi main dalam bentuk lain, bisa di ruang tamu, taman, pokoknya yang santai dan dekat dengan penonton agar lagu itu bisa lebih diceritakan dan mengena,” jelasnya.

Ia menilai keunggulan musisi Malang, karena Aremania ada di mana-mana. Apabila kondisi itu dimanfaatkan, sangat baik untuk mendongkrak musisi lokal. “Selama ini Aremania nggak punya lawan dalam arti jaringan. Tiap daerah punya korwil, sampe saya di Yogya waktu itu. Bayangkan kalau semua itu tahu dan mendengarkan musisi lokal,” tuturnya.

Suasana God Bless Cafe Malang

Karenanya, ia bersama puluhan musisi yang hadir, meminta untuk terus berkarya dan dukungan penuh dari media dan Pemkot.

Pemilik d’Kross, Ade Herawanto, menyatakan dukungan penuh pada musisi demi kepentingan Kota Malang.

“Kami atas nama Pemkot Malang diusahakan selalu mendukung kegiatan para musisi lokal. Yang jelas harus tetap damai dan kompak,” tegas Ade Herawanto yang juga Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Malang.