Kronologi Tragedi Kanjuruhan yang Tewaskan Ratusan Suporter versi Kapolda Jatim

Kapolda Jatim memberi keterangan pers tentang kronologi tragedi Kanjuruhan. (MVoice/toski)

MALANGVOICE – Kapolda Jawa Timur Irjen Pol. Nico Afinta menyesalkan, prihatin serta dukacita atas tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan ratusan nyawa melayang.

“Kami dari jajaran Forkopimda yang hadir, dari Kabupaten Malang, Ketua DPRD Jatim, menyesalkan dan prihatin, serta berdukacita atas kejadian ini. Polri dan penyelenggara serta intansi terkait sudah laksanakan rapat beberapa kali dan disepakati hanya dihadiri oleh suporter arema saja. Tak ada suporter Persebaya, mereka nobar di beberapa titik. Laga tak ada masalah,” ucapnya, saat memberikan keterangan pers di Polres Malang, Ahad (2/10).

Menurut Nico, kericuhan ini terjadi karena ketidakpuasan suporter Aremania melihat tim kesayangannya yang tidak pernah kalah selama 23 tahun di kandang sendiri dengan Persebaya.

Baca Juga: Tragedi Ricuh Kanjuruhan Menelan Banyak Korban Jiwa

“Terjadinya kejadian ini di mana pertandingan sepak bola antara Arema dan Persebaya berlangsung dari prosesnya kemenangan ada di Persebaya 3-2. Terkait pertandingan tidak ada permasalahan sampai selesai,” terangnya.

“Mereka pergi keluar ke satu titik di pintu keluar, kalau enggak salah itu 10 atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim gabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion,” tambahnya.

Dari sanalah akhirnya para korban dievakuasi ke rumah sakit terdekat mulai RS Wava Husada, RS Teja Husada, RSUD Kanjuruhan, hingga ada yang dilarikan ke rumah sakit di Kota Malang.

“Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua diantaranya anggota Polri, dan 125 yang meninggal, sedangkan ada 180 orang dalam proses perawatan untuk penyembuhan,” tukasnya.

Korban yang meninggal di rumah sakit mayoritas nyawanya tak tertolong karena sudah dalam kondisi memburuk setelah kerusuhan yang terjadi. Mereka mayoritas menjalani sesak napas dan terjadi penumpukan sehingga terinjak-injak karena panik akibat tembakan gas air mata.(end)