KriDa Berikan Keringanan Pajak agar Bisnis Vila dan Home Stay Tak Tumbang

MALANGVOICE– Bisnis akomodasi pengingapan seperti rumah singgah dan vila tumbuh menjamur di Kota Batu. Seiring dengan melesatnya perkembangan industri pariwisata. Meski begitu penyedia jasa penginapan tersebut masih kalah bersaing dengan hotel-hotel.

Paslon Kris Dayanti-Kresna Dewanata Prosakh (KriDa) merumuskan sejumlah strategi agar sirkulasi ekonomi merata. Agar jasa penginapan seperti vila maupun rumah singgah tak tumbang. Salah satu langkah yang akan dilakukan dengan menerapkan klasterisasi dan klasifikasi kelas yang imbasnya terhadap besaran pungutan pajak.

Cawawali Kota Batu, Kresna Dewanata Prosakh atau biasa disapa Mas Dewa mengatakan, melalui klasterisasi ini ada asas keadilan dalam penarikan pajak. Disesuaikan dengan kemampuan berdasarkan kelas usahanya.

Berpetualang Seru Bareng Honda CRF150L “Healing Blartherhood”

“Apabila kelasnya home stay maka besaran pajaknya harus berbeda dengan hotel, begitu juga dengan villa. Kalau hotel pastinya pajak akan lebih tinggi,” terang Mas Dewa.

Menurutnya, dengan diterapkannya sistem klasterisasi itu, dapat terlihat pemasukan PAD di Kota Batu. Dia melihat, kebocoran pajak terutama di home stay terjadi ketika pajak naik hampir sama dengan hotel.

“Maka dari itu, keberpihakan kami paslon KriDa apabila diamanahi memimpin Kota Batu, kami akan menerapkan klasterisasi tersebut,” paparnya.

Lebih lanjut, untuk mewujudkan pemerataan perputaran ekonomi di jasa akomodasi tersebut. Mas Dewa juga sudah menyiapkan terobosan, berupa scan barcode di masing-masing home stay maupun villa.

“Untuk mewujudkan terobosan ini, penyedia jasa akomodasi home stay dan villa harus menjadi cluster terlebih dahulu. Kalau masih tetap perorangan seperti ini, kami tidak akan tahu antara home stay satu dengan lainnya ada isinya atau tidak,” jelas dia.

Dengan hadirnya scan barcode tersebut, maka okupansi home stay dan villa akan diketahui. “Jika sering kosong, sering tidak ada tamu kemudian pajaknya sama dengan yang banyak tamunya ini kan tidak adil. Tapi kalau mereka terbuka, kami bisa tahu okupansinya seperti apa dan pajaknya bisa kami sesuaikan,” urainya.

Untuk menciptakan kesetaraan tersebut, pihaknya akan mendorong Bapenda Kota Batu untuk bisa menyelesaikan data-data tersebut. Sehingga kesetaraan antara hotel, home stay dan villa bisa terwujud.

“Tidak mungkin hotel di Kota Batu menampung semua wisatawan. Apalagi kalau hari Jumat, Sabtu Minggu pasti tamu hotel membludak. Bahkan banyak wisatawan yang lari ke Kota Malang dan Kabupaten. Padahal di Kota Batu masih bisa ditampung melalui home stay dan villa. Karena itu ketika ada home stay yang mereka belum punya promosi bagus, akan kami bantu melalui sistem terpadu barcode scan tersebut,” papar Mas Dewa.

Mas Dewa juga melihat, keberadaan hotel, home stay dan villa di Kota Batu sangat dibutuhkan. Karena itu dia ingin penyedia jasa penginapan tersebut dapat menjadi partner Pemkot Batu dalam sektor pertanian.

Mas Dewa melihat, hotel, home stay dan villa dapat menjadi pangsa pasar bagi petani dan peternak Kota Batu. Dia mencontohkan, buah dan sayur hasil pertanian, kemudian susu hasil peternakan Kota Batu bisa ditampung melalui jasa akomodasi tersebut.

“Pastinya hotel, home stay dan villa menyediakan makan pagi ataupun makan malam. Mereka pasti butuh sayuran, buah, susu dan bahan-bahan lain yang bisa dihasilkan dari Kota Batu,” kata Mas Dewa.

Karena itu, pihaknya berencana menjadikan mitra antara penyedia jasa penginapan dan pertanian di Kota Batu. Sehingga sirkulasi keuangan hanya akan berputar di Kota Batu saja.

“Kalau mereka ngomong dari Batu untuk Batu caranya apa. Kalau kami KriDa sudah punya cara tersebut. Itulah cara kami mewujudkan dari Batu untuk Batu,” pungkasnya.(der)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait