Konflik PDAM Kota Malang vs Pemkab Korbankan Warga

Kemelut MoU Pemkab - PDAM Kota Malang

Ilustrasi warga Kota Malang kesulitan mendapatkan layanan air bersih. (Muhammad Choirul)

MALANGVOICE – Warga Kota Malang menjadi korban akibat perselisihan antara PDAM Kota Malang dan Pemkab Malang. Permasalahan terkait peninjauan ulang MoU pemanfaatan sumber air ini berdampak pada krisis air bersih yang dialami warga di sejumlah titik.

Sejak beberapa pekan terakhir, warga mengaku kesulitan mendapatkan air bersih. Warga Perumahan Gadang City Side, Malik, misalnya, mengaku saluran air PDAM di kediamannya bahkan mati total. Akibatnya, dia mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

Untuk mandi saja, dia harus memanfaatkan air isi ulang. “Sempat mandi pakai air galon,” keluhnya. Tak hanya itu, dia bahkan harus mengungsi ke rumah mertua karena keperluan sehari-hari yang membutuhkan air tidak mampu diakses.

Hal senada diungkapkan Amanda Agetya. Perempuan yang sehari-hari bermukim di kawasan Sawojajar ini menyebut, kesulitan air terjadi sejak sepekan terakhir.

“Padahal air sangat dibutuhkan, untuk mencuci, mandi, bahkan memasak, semua butuh air,” sesalnya.

Seorang ibu muda yang tinggal di kawasan Simpang Kepuh, Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Hilda Daningtyas, juga mengeluhkan hal serupa. Dikatakan, kran air di rumahnya hanya berfungsi pada saat-saat tertentu, itu pun amat terbatas.

“Di kamar mandi dan dapur enggak nyala, yang nyala hanya di taman saja. Jelas kesulitan, apalagi saya punya bayi,” ungkapnya, kesal.

Sejauh ini, belum ada kesepakatan final antara PDAM Kota Malang dengan Pemkab terkait tarif baru pembelian air dari sumber yang terletak di wilayah Kabupaten Malang. Beberapa kali wacana pertemuan dua pihak pun belum menemui kejelasan.(Coi/Yei)