Komunitas Trail Tawon, Sang Penakluk Jalur Baru

Komunitas motor trail tawon saat menunjukkan aksinya. (Istimewa)

MALANGVOICE – Puluhan raider yang tergabung dalam Komunitas Trail Tawon, tidak henti-hentinya menggeber motor trail untuk menaklukkan jalanan penuh bebatuan besar, tikungan tajam di antara tebing dan rimbunnya pohon yang memicu adrenalin.

Leader Komunitas Trail Tawon Malang, Didik Prastya mengatakan, Komunitas Trail Tawon ini merupakan bagian dari komunitas Super Adventure dikenal sebagai komunitas yang rajin membuka jalur baru di belantara hutan Malang serta pesisir pantai selatan.

“Komunikasi kami ini berdiri sejak lima tahun lalu, kami sering membuka jalur baru untuk Super Adventure, seperti Jalur Naga di Kawasan Bromo itu kami yang membuka jalurnya,” katanya, Rabu (8/7).

Menurut Didik, nama Komunitas Trail Tawon ini di kalangan penggila tantangan yang memicu adrenalin sudah sangat familiar di Kota Malang. Lantaran telah berhasil membuat jalur naga di Bromo yang menghubungkan wilayah Jarak Ijo menuju Pananjakan yang terkenal cukup menantang, dengan kontur tebing yang terjal dan menguras tenaga bagi para anggota komunitas SuperAdventure Malang.

“Ketika pertama membuka jalur ini kami juga harus mencangkuli jalan yang akan dilalui. Sangat menantang dan selalu jadi moment yang tak terlupakan, dan sekarang ini sudah menjadi tempat langganan untuk ngetrail,” ucapnya.

Dalam komunitas trail tawon ini, lanjut Didik, anggotanya ada yang sudah berusia 55 tahun, namun masih memiliki semangat yang membara.

“Kalau kami, ngetrail itu kami sebut nrabas, karena melewati jalan yang bukan mestinya, dengan membelah belantara hutan hingga pesisir pantai,” jelasnya.

Lebih lanjut Didik menjelaskan, di komunitas trail tawon ini, biasanya melakukan kegiatan nrabas di setiap akhir pekan, yang diikuti sekitar 10 hingga 15 anggota. Bahkan, tak jarang sering melakukan nrabas dengan komunitas trail lainnya, seperti Upluk, Btrax, dan klub lainnya termasuk komunitas di wilayah yang akan dilalui.

“Hobby ngetrail ini terbilang termasuk mahal. Karena selain harus memiliki motor yang mumpuni, resiko cidera seperti patah tulang juga terus menghantui setiap kali nrabas. Karena itu kehati-hatian dan skill juga harus diperhatikan agar saat nrabas tidak cidera,” tegasnya.

Sebagai informasi, komunitasnya trail Tawon ini diambil karena banyak anggota komunitas ini yang pernah merasakan disengat Tawon (Lebah, red).

Untuk keanggotaan komunitas trail tawon kini jumlahnya mencapai puluhan, dengan beragam profesi ada yang anggota TNI, pengusaha, hingga karyawan swasta.(der)