Komunitas Maju Mapan, Sulap Hutan Jati Jadi Pujasera The Jaten Park Kebonsari

Suasana The Jaten Park Kebonsari. (Istimewa).
Suasana The Jaten Park Kebonsari. (Istimewa).

MALANGVOICE – Gerombolan Pemuda-pemudi Desa Ngebruk, Sumberpucung, yang tergabung dalam Komunitas Maju 58 (dibaca Maju Mapan), mengubah hutan jati milik Perum Perhutani menjadi Pujasera The Janten Park Kebonsari.

Penggagas dan Penasihat Komunitas Maju 58, Dodit Sugiarto mengatakan, dengan digulirkannya tiga program strategis Kabupaten Malang yang salah satunya adalah mengenai optimalisasi pariwisata, maka pihaknya memiliki pemikiran untuk menggali potensi wisata di wilayah Desa Ngebruk, Sumberpucung.

“Di Ngebruk ini ada lokasi yang dinilai bisa dijadikan tempat wisata. Masyarakat sini biasanya menyebut Jaten. Lokasi ini merupakan lokasi hutan Jati milik Perum Perhutani,” ungkapnya.

Dengan sebutan Jaten tersebut, lanjut Dodit, pihaknya mengambil nama The Jaten Park Kebonsari yang digunakan sebagai destinasi wisata kuliner dan edukasi yang kelak bisa menjelma wisata desa.

“Lokasi Jaten ini sangat mudah dijangkau dengan jalan aspal masuk desa Ngebruk. Para pengunjung bisa menikmati alam yang masih alamiah. Selain itu, tentunya ke depan kita rencanakan adanya berbagai penambahan fasilitas edukasi,” jelasnya.

The Jaten Park Kebonsari ini, tambah Dodit, hanya memerlukan beberapa sentuhan dan penambahan fasilitas bermain

“Saat ini, The Jaten Park telah cukup mengundang orang-orang datang. Beberapa pelajar serta remaja telah meramaikan lokasi tersebut untuk berswafoto. Bahkan ada juga yang bermain war game’s atau biasa disebut Paintball oleh komunitas soft gun’s. Tentunya tanpa merubah konsep alam dan fungsi hutan ini sendiri,” pungkasnya.

Sementara itu, Penasihat Hukum Komunitas Maju 58, Candra Dewangga menambahkan, di sebelah The Jaten Park Kebonsari, juga terdapat lapangan sepakbola yang masih dipertahankan sampai saat ini serta hamparan persawahan warga. Hal itu menambah kesan alamiah dan sejuk bagi siapapun yang berkunjung.

“Para pengunjung akan dimanjakan dengan menu makanan tradisional, seperti, Rujak Uleg, Gado-gado, tahu lontong, dan sebagainya. Di The Jaten Park ini sementara ini sudah ada 12 lapak penjual. Mereka yang berjualan dari warga sekitar,” ucap pria yang akrab disapa Dewa.

Selain itu, tambah Dewa, The Jaten Park ini memiliki kelebihan lain, dan bisa dijadikan ruang belajar bagi para pelajar untuk mengenal berbagai tetumbuhan yang ada.

“Bahkan bisa digunakan untuk area berkemah, atau ruang relaksasi. The Jaten Park Kebonsari ini berada di lahan perhutani di Kebonsari, Ngebruk,” tandasnya.(Der/Aka)