MALANGVOICE – Komplek Makam Nasrani Sukun bakal ditetapkan sebagai cagar budaya. Europese Begraafplaats Soekoen te Malang atau Kuburan Orang Eropa di Sukun Nasrani itu memiliki nilai sejarah di Bhumi Arema.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni menyampaikan, penetapan cagar budaya makam Sukun Nasrani ditargetkan semester tiga tahun 2019 ini. Menindaklanjuti itu juga dibentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk dapat mengelola kawasan makam dan sekitarnya sebagai tempat wisata sejarah.
“Pokdarwis akan dibina Disbudpar, sehingga nanti diharapkan bisa menarik wisatawan untuk datang,” kata perempuan yang akrab disapa Dayu ini.
Dayu menambahkan, kawasan heritage atau cagar budaya haruslah mengandung unsur budaya yang memang banyak membuat wisatawan datang. Maka perlu juga upaya Pokdarwis menciptakan inovasi, semisal ada pertunjukan dan kreativitas. Supaya wisatawan betah dan terkesan saat mengunjungi kompleks Makam Nasrani Sukun
“Atraksi dan kreativitas sangat diperlukan. Maka masyarakat sekitar harus diberi bekal agar mereka bisa menarik wisatawan,” ujarnya.
Sebagai informasi, Makam Nasrani Sukun merupakan TPU khusus bagi umat Nasrani. Pemakaman ada sejak masa kolonial Hindia Belanda. Data arsip sejarah mencatat banyak tokoh Belanda maupun Eropa yang dikubur di TPU tersebut.
Diantaranya, Rob van de Ven Renardel de Lavalette pendiri Lavalette, Letnan Georges Lodewijk Gouvels tentara KNIL, Th A.M Gout Kontroles Surabaya-Bangil, Dolira Advonso Chavid (diyakini sebagai pendiri Dolly), Pieter A Allries Arsitek Belanda. Bahkan arsip yang berupa buku kematian sejak tahun 1922 masih tersimpan rapi.
Komplek Pemakaman yang dibangun pada Masa Bouwplant III dibawah Pemerintahan H I Bussemaker I (Walikota Malang I tahun 1919-1929) ini memiliki bangunan yang cukup indah, kokoh dengan arsitektur bergaya Eropa. Penambahan jirat, tirai, kanopi, patung malaikat, salib memiliki nilai estetika dan historis yang sangat tinggi.(Der/Aka)