MALANGVOICE – Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Fathol Arifin, memimpin peninjauan langsung ke Perumahan Sigura-gura Residence. Peninjauan dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang dikeluhkan warga.
Setelah mengecek langsung ke lokasi, Fathol melihat ada bangunan yang menutupi saluran drainase. Hal itu membuat potensi banjir saat hujan tiba.
Karena itu ia segera meminta pengembang perumahan segera mengembalikan fungsi fasum seperti siteplan.
Baca Juga: Gelaran MRSA 2024 Ditutup dengan Event Otomotif ‘KWB 2 Stroke’
Ali Rifki dan Presidium Aremania Terpilih Dikukuhkan di Munas Aremania Satu
“Kalau rekom komisi C nanti normatif aja. Kita ada pembongkaran, kembali ke fungsi awal, sebagai fasum,” kata Fathol, Jumat (31/5).
Fathol menyebut banyak keluhan masyarakat di sana saat musim hujan karena air meluap. Apabila sudah ada pengembalian fasum, diharapkan Pemkot Malang bisa melakukan pembenahan terhadap drainase yang kini tertutup bangunan.
Selain itu Fathol mengaku berdirinya bangunan rumah itu tidak ada izin, sehingga mutlak dilakukan pembongkaran.
“Kan sejak awal berdiri gak ada izin, saya sudah tanya, mana gak ada izin. Pemilik saya tanya juga tidak punya izin sama sekali. Kan memang di siteplan kavling 21 itu gak ada, karena ini untuk fasum (musola),” lanjutnya.
Dirinya pun menilai pemerintah seharusnya memang tidak boleh melakukan pembiaran terhadap aktivitas-aktivitas yang disinyalir menabrak aturan. Artinya pemerintah harus melakukan pengawasan atas aktivitas pembangunan yang berlangsung.
“Sebetulnya pemerintah tidak boleh melakukan pembiaran terhadap setiap aktivitas warga yang sejak awal sudah melanggar. Ketika awal sudah dibiarkan akhirnya sampai seperti ini. Terkesan ada pembiaran,” jelas Fathol.
Sementara itu, Manajer Hotel Ubud, Dowfan memastikah banjir cukup parah yang terjadi akhir tahun 2023 lalu, bukan diakibatkan konstruksi bangunan Hotel Ubud. Dirinya meyakini bahwa banjir tersebut akibat jebolnya salah satu tanggul di area tersebut.
“Korelasinya sama banjir kemarin ya, yang jelas ubud bukan penyebab banjir kemarin. Penyebab banjirnya adalah jebolnya tanggul,” ujarnya.
Malah menurutnya, Hotel Ubud menjadi pihak yang pertama kali melakukan penutupan tanggul usai peristiwa banjir itu terjadi. Termasuk untuk melakykan pelebaran ukuran drainase. Dari yang sebelumnya 1 meter x 1,5 meter menjadi 1 meter x 2 meter.
“Drainase yang ada di kami, semua kami pelihara juga kita perbesar semua pasca banjir kemarin. Yang jelas fungsi dari drainase tidak berubah sama sekali. Hari h (setelah banjir akhir 2023) kita langsung pasang semen, kemudian h+1 kita langsung bangun tanggul ulang, kita perkuat. Kita kooperatif saja, menyesuaikan saja. Nanti saya lihat saja gimana hasil survei dari PU,” pungkasnya.(der)