MALANGVOICE – Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Fathol Arifin, mendorong Pemkot Malang segera memiliki master plan transportasi. Hal ini bertujuan sebagai solusi mengurai kemacetan.
Dalam Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang digelar pada Selasa (21/11), Fathol sudah memberikan beberapa kajian untuk mengurai kemacetan.
“Kami punya kajian di Kedungkandang dan Lowokwaru sedangkan tiga kecamatan lain belum karena kemacetan ini PR Pemkot Malang,” katanya, Selasa (21/11).
Baca Juga: Kota Malang Dorong Layanan Publik Makin Inklusif Lewat Jarik Ma Siti
Sherenita Launching Lagu “Teman” Bikin Pengunjung MCP Kagum
Master plan transportasi itu diharap bisa selesai pada 2024 dan dijalankan pada 2025.
Selain itu, Komisi C juga memberikan beberapa rekomendasi agar menjadi pertimbangan Pemkot Malang dalam mengurai kemacetan.
Fathol menjelaskan, pertama adalah rencana proyek jalan tol Malang-Kepanjen harus segera terealisasi, kemudian adanya perluasan kaki simpang di Kota Malang yang berjumlah 54 titik.
“Kami juga mendesak Pemkot Malang menaikkan fungsi jembatan menjadi roda empat. Kemudian menertibkan parkir di yang memakan bahu jalan,” ulasnya.
Politisi PKB ini berharap ada kolaborasi lintas sektor dalam mengatasi kemacetan. Termasuk dalam pelayanan transportasi publik antar Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang.
“Perlu kolaborasi antar Malang Raya. Mudah-mudahan ada fasilitas pusat transportasi massa yang nyaman dan enak, sehingga tidak pakai mobil pribadi baik kereta atau bus,” tutupnya.
Sementara itu Sekda Kota Malang, Erik Setyo Santoso, menyatakan transportasi umum menjadi salah satu solusi mengatasi kemacetan lalu lintas di Kota Malang.
Rekayasa lalu lintas yang ada saat ini tidak bisa mengatasi 100 persen permasalahan kemacetan. Karena, yang bisa dilakukan hanya untuk meminimalikan efek negatif atau mengurangi kemacetan.
“Hari ini, kami bersama forum lalu lintas Kota Malang mendiskusikan manajemen rekayasa lalu lintas. Mencari efek negatif paling kecil, atas kemacetan dan lainya. Karena, tidak mungkin zero. Kota Malang, perkembangannya cukup cepat. Saya kira, publik tranfortation, menjadi solusi,” kata Sekda.
“Kami utamakan transportasi publik yang menarik. Saat ini dirumuskan yang bisa menampung pergerakan secara maksimal, dengan itu bisa signifikan kurangi kendaraan pribadi,” ia menandaskan.(der)