Kolaborasi Internasional, Polinema dan PSA Malaysia Tebar 2.000 Ikan Nila di Malang

MALANGVOICE– Kolaborasi antarnegara bukan hanya soal teknologi atau pertukaran pelajar. Politeknik Negeri Malang (Polinema) dan Politeknik Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah (PSA) Malaysia membuktikan bahwa kerja sama internasional bisa langsung menyentuh masyarakat.

Lewat program International Community Services, tim dari kedua kampus turun langsung ke Desa Wringinsongo, Kabupaten Malang, membawa semangat pemberdayaan berbasis lingkungan.

Kolaborasi Polinema dengan PSA Malaysia. (Istimewa)

Diskusi CJFest 2025 Kupas Praktik Mobile Jurnalisme: “Bebas Bukan Berarti Lepas”

Salah satu momen paling simbolis adalah pelepasan 2.000 bibit ikan nila ke sistem pengairan desa. Kegiatan ini dipimpin langsung Direktur Polinema, Ir. Supriatna Adisuwignjo, S.T., M.T., dan disaksikan warga, pelajar lokal, serta rombongan dosen dan mahasiswa PSA.

“Potensi sumber air di Wringinsongo sangat besar. Kami ingin ini jadi penggerak ekonomi, bukan hanya seremoni,” tegas Supriatna dalam sambutannya.

Dukungan juga datang dari pihak PSA. Dosen PSA, Puan Hazruwani Binti A Halim, mengaku terkesan dengan kegiatan lintas negara ini. Ia berharap kerja sama seperti ini bisa terus dilanjutkan dengan cakupan yang lebih luas.

Selain aksi penebaran ikan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi edukasi. Salah satu mahasiswa PSA memaparkan sistem pengairan dan perawatan kolam ikan kepada warga. Topik yang dibahas mencakup pengelolaan air bersih, pemeliharaan ikan, hingga potensi jangka panjang untuk usaha perikanan warga.

Kepala Desa Wringinsongo, Heri Firmansyah, S.E., menyambut hangat kehadiran tim pengabdian. Ia menyampaikan terima kasih atas kepedulian kedua politeknik terhadap potensi desanya.

Sebagai bagian dari program, rombongan juga mengunjungi Sumber Ringin, salah satu wisata air unggulan yang tengah dibina Polinema. Kunjungan ini membuka diskusi mengenai strategi pengelolaan sumber daya air demi kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan berlangsung dengan lancar, hangat, dan penuh semangat kolaboratif. Momen kebersamaan yang terjalin membuktikan bahwa pengabdian lintas negara bisa menjadi kekuatan nyata dalam membangun desa – bukan hanya proyek, tapi komitmen yang berdampak.(der)

Berita Terkini

Arikel Terkait