Khofifah Terima Penghargaan “Perempuan Satu Digit”

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat menerima penghargaan 'Perempuan Satu Digit' dari Badan Musyawarah Antat Gereja Lembaga Keagamaan Kristen Indonesia (Bamag LKKI). (Foto: Ayun)

MALANGVOICE – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa terima penghargaan ‘Perempuan Satu Digit’ dari Badan Musyawarah Antar Gereja Lembaga Keagamaan Kristen Indonesia (Bamag LKKI) Rabu (7/3) kemarin. Karena, Khofifah dianggap mampu menurunkan angka kemiskinan di Indonesia.

Melalui programnya selama menjabat Menteri Sosial periode 2014-2018, angk kemiskinan Indonesia bisa turun di bawah 10 persen.

Atas penghargaan itu, Khofifah mengaku sangat terkejut dan berterima kasih. Karena LKKI mencatat perjalanannya semasa menjadi menteri sosial.

“Saya tidak menyangka jika pihak Bamag-LKKI mencatat semua kinerja saya selama menjabat sebagai Mensos RI dari 2014 hingga 2018 lalu,” ungkapnya.

Khofifah mengaku bakal mengimplementasikan penghargaan tersebut saat memimpin Jawa Timur. Sebab, diakuinya, sampai saat ini kemiskinan di Jawa Timur khusus pedesaan masih menjadi nomor 1 di Indonesia.

“Ya, itu memang tantangan saya sebagai gubernur untuk mencari solusi yang efektif dan kongkrit. Tentang bagaimana menurunkan kemiskinan di Jawa Timur bisa dipercepat,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menuturukan bahwa sudah ada kesepakatan dengan Emil Dardak terkait Ketua Tim Koordinasi Penurunan Kemiskinan Daerah (TKPD). Yang mana Jatim bagian utara akan dipegang langsung oleh dirinya. Sedangkan untuk Jatim bagian selatan dipegang oleh Wakil Gubernur.

Sementara itu, Ketua Umum Bamag LKKI, Agus Susanto menyampaikan, dari sejumlah kementerian yang berperan dalam penuntasan kemiskinan di Indonesia. Kementerian Sosial memegang peran paling penting dalam menuntaskan kemiskinan.

“PKH (program keluarga harapan) memang sudah ada sejak tahun 2007. Namun program itu saat di tangan Ibu Khofifah dengan di tangan menteri sosial lainnya ada perbedaan,” pungkasnya.

Diketahui, kemiskinan perkotaan sudah rendah. Seperti di Batu sudah 3,9 persen, sedangkan di Surabaya 4,7 persen. Jadi kemiskinan yang tinggi ada di pedesaan yakni masih 11,8 persen. d
(Hmz/Aka)