Keterisian Isoter di Kabupaten Malang Masih Rendah, Ini Penyebabnya

Plt Kepala Dispora Kabupaten Malang, Firmando Hasiholan Matondang. (Mvoice/Toski D).

MALANGVOICE – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang telah menyiapkan tempat isolasi terpusat (Isoter) yang tersebar di 33 Kecamatan se Kabupaten Malang.

Meski demikian ketersediaan tempat Isoter tersebut, belum diimbangi dengan kesadaran masyarakat. Dengan kata lain kesadaran masyarakat untuk dipindahkan ke tempat Isoter masih rendah.

Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kabupaten Malang, Firmando Hasiholan Matondang mengatakan, hingga saat ini hanya ada enam kecamatan yang Isoternya terisi, itupun penghuninya masih ada 35 orang.

“Minat masyarakat untuk pindah ke Isoter masih rendah. Dari 33 isoter yang ada penghuninya hanya 6 isoter, yakni di Kepanjen, Dampit, Bululawang, Tirtoyudo, Ampelgading, dan Turen,” katanya.

Pria yang akrab disapa Mando ini menjelaskan, saat ini ada sekitar 2.000 warga Kabupaten Malang yang menjalani Isolasi mandiri.

Mereka kebanyakan enggan dipindahkan ke Isoter karena pemahaman masyarakat masih rendah, dan tidak mengakui jika telah terpapar Covid-19 hanya karena tidak memiliki gejala apapun (OTG).

“Kendala di lapangan, banyak yang memilih Isoman di rumahnya mengaku tidak mengeluhkan apa-apa, padahal ini yang carier, membawa atau menyebarkan (virus),” jelasnya.

Menurut Mando Isoter itu sebenarnya memang dikhususkan untui pasien OTG atau yang bergejala ringan agar tidak menularkan virus terhadap keluarga atau orang sekitarnya.

“Untuk itu, saat ini kami terus melakukan sosialisasi kepada seluruh tokoh masyarakat di RT atau RW agar bersama-sama memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait Isoter yang ada di tiap kecamatan. Dengan harapan jika ada yang positif langsung bisa dipindahkan ke Isoter,” terangnya.

Mando menegaskan, para pasien Covid-19 tidak perlu khawatir dengan keluarganya di rumah, karena saat ini Pemkab telah menyiapkan skema bantuan bagi para pasien Covid-19 yang ada di Isoter.

“Seperti arahan pak Bupati, ketika masuk ke Isoter, keluarga akan dapat bantuan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Mando mengimbau agar para Muspika juga terus menyiapkan Isoter yang ada di wilayah kerja mereka masing-masing, agar layak dan nyaman untuk dihuni.

Dengan demikian problematika untuk memindahkan para pasien Isoman ke Isoter ini juga menjadi lebih mudah.

“Harapanya ketika hasil tracing itu nanti positif, dia langsung masuk ke Isoter, sehingga tidak terjadi penyebaran di lingkunganya,” tutupnya.(end)