Ketahanan Pangan dan Penanggulangan Bencana di Lumajang Pasca Erupsi Semeru: Studi Kolaboratif Tim Peneliti IKM UM

MALANGVOICE- Ketahanan pangan adalah isu penting dalam pembangunan nasional Indonesia karena pangan merupakan kebutuhan utama yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, ketahanan pangan berkelanjutan di Indonesia menghadapi tantangan besar. Salah satunya adalah bencana alam.

Indonesia rentan terhadap bencana alam, seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi, yang dapat mengganggu akses pangan. Salah satu contohnya adalah letusan Gunung Semeru di Jawa Timur, yang telah menyebabkan kerusakan ekosistem dan infrastruktur serta menghambat ketahanan pangan di wilayah tersebut, khususnya pada erupsi tahun 2021, 2022, dan 2023.

Wujudkan Ketahanan Pangan, Polres Batu dan DPKP Aktifkan Lahan Tidur Seluas 10 Hektare

Dalam rangka memahami dinamika ketahanan pangan dan penanggulangan bencana di wilayah terdampak erupsi Gunung Semeru, sebuah penelitian berjudul “Gambaran Penanggulangan Bencana dan Ketahanan Pangan Wilayah Dampak Erupsi Gunung Semeru Kabupaten Lumajang Jawa Timur” dilaksanakan tim penelitian Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Malang (UM).

Ketahanan Pangan dan Penanggulangan Bencana di Lumajang Pasca Erupsi Semeru: Studi Kolaboratif Tim Peneliti IKM UM. (Istimewa)

Tim penelitian ini diketuai Farah Paramitha, S.Gz., M.P.H dan beranggotakan, Muhammad Al – Irsyad, S.KM., M.P.H, Dian Puspitaningtyas Laksana, S.KM.,M.K.K.K, dan Prof. Dr. Low Wah Yun. Penelitian ini juga melibatkan beberapa mahasiswa dan tendik yakni Muhammad Irfan Syahputra, Mutiara Yasmin Amira, Yuanda Putri Rizki Ramadhani, Lorenza Arinda Saputri, Muhammad Fahmi Rabbani, Dea Aflah Samah, S.KM., dan Reza Pahlevi, S.KM.

Penelitian ini berfokus pada memahami dinamika ketahanan pangan masyarakat sekaligus menilai kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam yang terus mengancam wilayah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDGs 1 (Tanpa Kemiskinan), SDGs 2 (Tanpa Kelaparan), dan SDGs 13 (Penanganan Perubahan Iklim).

Rangkaian kegiatan pengumpulan data penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan. Pada 12 Oktober 2024, tim peneliti melakukan pengambilan data kepada 32 ibu rumah tangga di wilayah terdampak untuk mendapatkan gambaran tentang akses pangan, pola konsumsi, dan kesiapan rumah tangga dalam menghadapi krisis.

Kemudian, pada 1 November 2024, dilakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan Plt. Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Lumajang guna mengeksplorasi kebijakan mitigasi bencana dan tantangan dalam penanganan erupsi Gunung Semeru pada tahun 2021, 2022, dan 2023. Pada hari yang sama, diskusi dilanjutkan dengan Bidang Perencanaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang, yang membahas peran Dinas Ketahanan Pangan dalam distribusi pangan dalam kondisi bencana.

Diskusi terakhir dilakukan dengan Kepala Desa dan kader desa Sumberwuluh, yang memberikan pandangan terkait dengan kondisi ketahanan pangan warga desa yang terdampak pasca erupsi Gunung Semeru.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan tentang kondisi ketahanan pangan pasca-erupsi Gunung Semeru dari perspektif Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, serta masyarakat terdampak, sehingga dapat mengidentifikasi kebutuhan nyata di lapangan, memahami tantangan yang dihadapi, dan merumuskan strategi kolaboratif yang lebih efektif dalam menjaga ketahanan pangan masyarakat di tengah ancaman bencana.(der)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait