Keren dan Kreatif, Mahasiswa Unitri Populerkan Mie Sagu di Kota Malang

Pembuatan Mie sagu. (Istimewa)
Pembuatan Mie sagu. (Istimewa)

MALANGVOICE – Mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) mengusung mie berbahan dasar sagu khas Kalimantan Barat untuk diperkenalkan di Kota Malang. Mie sagu ini sekaligus solusi sehat mengurangi konsumsi mie instan.

Mereka adalah Magsima Liani, Mohammad Atoilla dan Sisilia Opani Pingki, yang merupakan mahasiswa prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi Unitri dibawah bimbingan dosen manajemen, Dr Hj B Prihatminingtyas SE MAB.

Ketua tim, Liani merupakan mahasiswa asli Kalimantan. Liani mengatakan, mie sagu merupakan makanan khas tradisional Kalimantan Barat suku Melayu.

Liani bersama dosen pembimbing. (Anja a)
Liani bersama dosen pembimbing. (Anja a)

“Mie sagu ini sebenarnya bukan hal yang baru. Di Kalimantan adalah makanan tradisionalnya. Namun, kami ingin mempopulerkan kembali mie sagu. Jadi kami buat mie sagu sendiri dan kami jual di Kota Malang,” kata Liani saat ditemui MVoice.

Selain itu, cara membuat mie sagu terbilang ekonomis dan sehat karena tidak membutuhkan bahan pengawet. Liani menyiapkan bahan-bahan seperti tepung sagu, sayuran, daging. Selanjutnya tepung sagu ini diolah menjadi sebuah adonan mie yang selanjutnya bisa direbus, lalu dihidangkan dengan aneka bumbu.

“Kuah kaldu dan sambal yang ditambahkan bebas. Tapi yang menjadi khasnya adalah bahan sagunya,” tambahnya.

Liani dan timnya menjual mie sagu melalui media sosial. Selain itu Liani juga menjual mienya lewat gerobak mie. Lian mentargetkan bisa menjual 14 porsi mie tiap harinya. Liani optomistis, karena mie sagunya menuai respon positif dari teman dan dosen yang pernah mencicipi mie buatannya.

“Wah kata teman-teman mienya enak. Kapan lalu saya kasih tester untuk mereka. Mienya kenyal, enak, teksturnya mirip mie kewtiaw tapi lebih kenyal,” tambahnya.

Satu mangkok mie sagu dijual Rp 4000 saja. Menurut Liani, harga ini sangat ramah dikantong. Liani dan tim berharap mie sagu ini bisa lebih populer. Rencananya, Liani akan mengajarkan cara membuat mie sagu kepada ibu-ibu di Kota Malang.

“Karena saya dan tim bukan asli Malang. Nantinya mie sagu akan kami ajarkan ke ibu-ibu. Selain menjadi populer, ibu-ibu di Kota Malang juga terbantu secara ekonomi,” pungkasnya.

Untuk diketahui, penelitian berjudul Miss Pemantra dan Setia Mantan
(Mie Sagu Sebagai Pelestarian Makanan Tradisional dan Sebagai Penganti Alternatif Makanan Instan) ini berhasil lolos pendanaan Dikti 2018.(Der/Aka)