Kenali Kebudayaan, Arek Unmer Belajar ke Gunung Kawi

Mahasiswa Unmer belajar di Gunung Kawi. (deny rahmawan)
Mahasiswa Unmer belajar di Gunung Kawi. (deny rahmawan)

MALANGVOICE – Gunung Kawi kerap menarik kunjungan banyak orang untuk berziarah dan ritual berdoa agar keinginanya terkabul. Tak terkecuali mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Merdeka (Unmer) Malang.

Dengan mengesampingkan semua ritual doa yang diinginkan, menurut dosen Ilkom Unmer, Dodot Sapto, kunjungan itu bertema ‘Komunikasi dan Kearifan Lokal’. Mahasiswa diajak untuk belajar mengetahui lebih dekat bagaimana kebudayaan, ekonomi dan sosial yang ada.

“Sebagai mahasiswa harus mengerti tentang fenomena yang ada ini. Ada apa sebenarnya di sini sehingga banyak dikunjungi orang sebagai tempat keramat,” katanya.

Seperti diketahui, di Gunung Kawi dikenal dengan ziarah dan ritual khusus agar keinginannya terkabul. Ritual doa itu dinamakan syukuran. Doa dilakukan di Pesarean Gunung Kawi yang terletak di kompleks paling atas.

Sebelum menuju kompleks tersebut ada juga bangunan Ciam Si atau dikenal ramal nasib. Bangunan tersebut digunakan untuk meramal pengunjung yang datang dengan cara khusus. Di samping bangunan itu ada kelenteng mewah Dewi Quan Im.

Memasuki Pesarean Gunung Kawi akan melewati gerbang besar. Di dalam pesarean sudah ada modin yang menunggu dan memandu para tamu. Di sana ada makam Keraton Mataram abad ke-19, yakni Kanjeng Kyai Zakaria II (Eyang Djoego, keturunan penguasa Mataram Kartasura) dan Raden Mas Imam Soedjono (Eyang Soedjo, keturunan penguasa Mataram Yogyakarta).

Syukuran atau doa dilakukan tiga tahap setiap hari, mulai pukul 10.00, 15.00, dan 21.00 WIB. Biasanya para tamu meminta doa keselamatan, jodoh dan rezeki.

Setelah melakukan syukuran yang dipandu modin, para tamu biasanya membawa air atau makanan keluar. Selanjutnya akan melakukan ritual di bawah pohon dewandaru. Ya, pohon ini dikenal keramat karena daun atau buahnya dianggap membawa keberuntungan.

Masyarakat asli Gunung Kawi sebagian menjual beraneka ragam produk di area pesarean. Ada bunga, makanan dan pernak pernik. Biasanya para penjual tersebut mengalami panen ketika acara puncak tahunan, yakni tiap malam satu suro.(Der/Aka)