Kenal Catur dari Tukang Kebun Sekolah, Ini Kisah Sukses Nora Amalia

Nora Amalia (Kiri) saat bermain catur. (Toski D).

MALANGVOICE – Nama Nora Amalia di dunia catur sudah tidak asing lagi. Gadis yang kini berusia 18 tahun tersebut pernah menyabet medali perunggu dalam kejuaraan Malaysia International Chess Festival yang diadakan di Catetel, Mid Valley, Kuala Lumpur Malaysia, 2016 silam.

Nora Amelia mengaku mulai mengenal catur tersebut dari tukang kebun di sekolah dasar di Wajak.

“Waktu itu saya masih duduk di kelas 2 SD, saya sering melihat tukang kebun di sekolah main catur. Semenjak saat itu saya tertarik minta diajari bermain catur,” ucapnya, saat ditemui di Sekretariat Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Kabupaten Malang, Jalan Diponegoro, Desa Gunungsari, Tajinan, Kamis (11/3).

Menurut Nora, keluarganya sangat mendukung ketika mengetahui dirinya suka bermain catur walaupun tidak ada bakat turunan dari kedua orang tua.

“Keluarga saya mendukung sampai saat ini, kalau bakat khusus turunan tidak ada, hanya saja ayah saya hobi bermain catur,” jelasnya

Saat disinggung mengenai prestasi apa saja yang telah diraih selama ini, Nora langsung menjelaskannya secara rinci.

“Mulai awal itu, kelas 3 SD saya mengikuti kejuaraan Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) Malang dapat juara 3 dan itu proses seleksinya melalui Kecamatan Wajak, kemudian lanjut kejuaraan tingkat provinsi, dapat juara harapan 2,” tegasnya.

Tidak sampai di situ saja, masih terus berlanjut hingga kelas 5 SD Nora mengikuti Kejuaraan Provinsi Jawa Timur dengan Tim Pasuruan dan meraih juara 3 dengan mendapatkan perunggu.

“Kejuaraan itu yang mengantarkan saya ke tingkat internasional, lomba di Malaysia pada tahun 2016 lalu dan dapat perunggu juga,” jelas gadis bungsu dari dua bersaudara ini

Adapun persiapan yang diceritakannya sebelum berangkat ke Malaysia, seperti latihan catur selama 2 minggu dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam, kalau ada hari libur juga diisi dengan latihan fisik dan renang.

“Sebelum berangkat, latihan dulu di Jakarta sampai benar benar matang dan siap, latihan 12 jam sehari selama 2 minggu dan latihan fisik juga,” timpalnya.

Terakhir, Nora menyampaikan, dia ingin memotivasi lebih banyak lagi anak muda seusianya supaya mempunyai prestasi yang mumpuni dan tak gampang menyerah.

“Teman teman jangan sampai ada mental menyerah, terus semangat dan saya juga ingin suatu hari nanti menjadi pelatih catur karena ini harus ada regenerasi,” tukasnya.

Sementara itu, Ketua Percasi Kabupaten Malang, Sunaji mengatakan, Nora merupakan atlet Kabupaten Malang yang telah dididik sejak usia 8 tahun.

“Kami menaunginya sejak awal, kira kira pas umur Nora 8 tahun, jadi ya potensinya memang sudah ada sejak awal, ditambah dukungan dari keluarganya,” ucapnya

Saat ini, menginjak usia sang atlet yang ke 18 tahun, Sunaji mengaku prestasi terakhir Nora adalah kejuaraan Malaysia International Chess Festival yang diadakan di Catetel, Mid Valley, Kuala Lumpur Malaysia, 2016 lalu.

“Itu yang terakhir di Malaysia, berhasil raih perunggu saat itu, saya berharap Nora dapat menginspirasi para pemuda pemudi millenial saat ini agar lebih berprestasi lagi,” tukasnya.(der)

Comments are closed.