MALANGVOICE– Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bergerak cepat dengan mengerahkan seluruh personel untuk membantu penanganan darurat akibat gempa bumi pada Sabtu 10 Maret lalu.
Para personel ini terutama yang ada di balai-balai Kementerian PUPR di Provinsi Jawa Timur khususnya untuk mempercepat penanganan di lapangan, terutama wilayah Kabupaten Malang.
Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jawa Timur-Bali dan Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) IV ikut bergerak melakukan langkah-langkah tanggap darurat.
Mereka menyisir wilayah kabupaten/kota menginventarisasi dampak yang ditimbulkan akibat gempa bumi.
Dari hasil pemeriksaan kondisi infrastruktur jalan dan jembatan didapat laporan tidak terdapat kerusakan pada ruas jalan Nasional seperti Turen-Kepanjen-Blitar-Tulungagung.
Begitu juga ruas Sendang Biru-Balekambang (JLS – Non Status)-Kedungsalam-Batas Blitar/Malang-Simpang 5 Purwodadi tidak ada kerusakan, bahka arus lalu lintas lancar.
Menurut Menteri PUPR, Basuki Hadimuljo, yang terpenting adalah ketersediaan prasarana serta sarana air bersih dan sanitasi.
Semua sarana dan prasarana itu seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Hallobogor.com, kata Basuki, untuk keperluan sehari-hari bagi para korban dan pengungsi.
“Kami sangat concern dengan air bersih terutama di tempat-tempat pengungsian. Kita juga manfaatkan instalasi pengolahan air minum (IPA) terdekat maupun IPA mobile untuk mensuplai air bersih, khususnya ke posko pengungsian,” jelas Basuki.
Sementara untuk penyediaan logistik dan penyediaan pos pengungsian bagi masyarakat terdampak, Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) melakukan koordinasi dengan Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kota/Kabupaten terdampak serta Pemerintah Daerah.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jatim M. Reva Sastrodiningrat, mengatakan, sampai saat ini sebuah unit Mobil Tangki Air (MTA) berkapasitas 2.000 liter, lima unit Hidran Umum (HU) kapasitas 1.000 liter, dan lima unit HU kapasitas 2.000 liter dimobilisasi ke lokasi terdampak.
Selanjutnya, kata Reva, hasil monitoring dan evaluasi di lapangan dibutuhkan sarana dan prasarana (sarpras) yang harus segera disalurkan berupa lima unit HU kapasitas 1.000 liter dan lima unit HU kapasitas 2.000 liter serta tenda darurat ukuran 4X6 sebanyak 2 unit.
“Rencana distribusi sarpras sementara disalurkan di Kabupaten Malang tepatnya di Kecamatan Ampelgading sebanyak 2 unit Hidran Umum dan Kecamatan Dampit 2 unit Hidran Umum,” pungkas Reva.
Seperti diketahui, gempa berkekuatan magnitudo 6,1 yang berpusat di lepas pantai selatan Kabupaten Malang mengakibatkan hampir seluruh wilayah di Jawa Timur terdampak.
Wilayah terdampak paling parah yakni di Kabupaten Malang, Pasuruan, Lumajang, Trenggalek, Blitar, Probolinggo, Jember, Kota Batu dan Kota Malang.
Selain mengakibatkan delapan korban jiwa dan ratusan korban uka-luka, gempa juga merusakkan rumah warga, fasiltas umum dan kesehatan, tempat peribadatan serta kantor pemerintahan.(end)