Kemenpan RB Beberkan 11 Kiat Kembangkan Budaya Kerja ASN

Kemenpan RB menggelar workshop pengembangan budaya kerja bagi ASN. (Bagian Humas Pemkot Malang)
Kemenpan RB menggelar workshop pengembangan budaya kerja bagi ASN. (Bagian Humas Pemkot Malang)

MALANGVOICE – Staf Ahli Bidang Budaya Kerja Kemenpan RB, Teguh Widjinarko, membeberkan berbagai cara dalam mengembangkan budaya organisasi yang sehat. Hal tersebut diuraikan dalam Workshop Pengembangan Budaya Kerja di Lingkungan Provinsi Jawa Timur pada 11 -12 Oktober 2017.

Dalam ajang yang digeber di Hotel Savana ini, dia menyebut ada 11 hal yang harus dilakukan ASN. Langkah awal yakni mulai mendiagnosa budaya organisasi, dan merumuskan nilai organisasi sebagai titik tolak pengembangan budaya kerja.

“Setelah itu baru merumuskan perilaku yang harus diterapkan dan dilarang organisasi dan membuat daftar perilaku yang tetap harus dilanjutkan, dihentikan dan dimulai,” paparnya.

Hal lain yang perlu dilakukan, kaitannya dalam pengembangan budaya kerja adalah menetapkan role model sebagai contoh. Itu dilakukan oleh seiring perubahan sistem manajemen dengan mengikuti perkembangan zaman.

“Lakukan sosialisasi budaya kerja, lalu implementasi dan internalisasi dan tak lupa monitoring dan evaluasi. Sebab, budaya organisasi yang sehat akan menghasilkan Aparatur Sipil Negara yang profesional,” tegas Teguh.

Dia tak menampik, sistem pelayanan publik yang efisien dan efektif menuntut para ASN terus melakukan pembenahan. Semua ini meliputi berbagai segi baik sumber daya manusia maupun budaya kerja.

Workshop ini sendiri diikuti ASN dari lingkungan Pemkot dan Pemkab se-Jawa Timur. Sejumlah materi yang berkaitan dengan budaya kerja demi terwujudnya pelayanan publik yang efisien dan efektif, diulas.

“Kita harapkan workshop ini bisa menjadi ajang untuk menuju pelayanan publik yang baik,” kata Teguh.

Dijelaskan pula, berbagai aspek dari paparan kebijakan budaya kerja, kerjasama tim hingga pengembangan budaya layanan prima akan menjadi materi yang disuguhkan kepada peserta workshop.

“Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah setempat yang telah mendukung kegiatan ini,” tukasnya.

Sementara itu salah satu pemateri dari Kemenpan M. Shafiq Pasadigoe dalam paparannya tentang “Pengembangan Budaya Pelayaanan Prima” menjelaskan jika sistem pelayanan yang efektif dan efisien yakni berbasis elektronik/informasi teknologi (IT).

Adanya aplikasi online yang sudah disiapkan oleh pemerintah diharapkan mampu mempermudah masyarakat dalam mendapatkan layanan.

“Tujuannya tak lain adalah membangun budaya pelayanan prima kepada stakeholder dan masyarakat,” kata Shafiq.(Coi/Aka)