Kebutuhan Penanganan Banjir Bandang Kota Batu Capai Rp315 Juta

Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso saat meninjau renovasi rumah warga terdampak banjir bandang di Desa Bulukerto. (istimewa/Malangvoice)

MALANGVOICE – Donasi bantuan mengalir tatkala enam desa di Kota Batu diterjang banjir bandang pada 4 November lalu. Dampak terparah dirasakan Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji. Kurang lebih ada 9 rumah rusak berat disapu derasnya arus.

Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso ditunjuk sebagai Komando Satgas Tanggap Darurat Bencana untuk penanganan pasca kejadian kahar itu. Punjul mengatakan, total donasi yang terhimpun mencapai Rp 648 juta dari berbagai lini. Diperkirakan kebutuhan untuk pemulihan menghabiskan dana Rp 315 juta.

“Pengeluaran diperuntukkan untuk tiga kebutuhan. Yakni bantuan kepada kelompok tani, bantuan biaya tukang untuk pembangunan rumah terdampak dan pembayaran sewa sarana prasarana (sarpras) posko bencana,” ucap Punjul.

Ia merincikan, besaran bantuan untuk kelompok tani terdampak sebesar Rp 33 juta. Lalu untuk biaya tukang pembangunan 8 rumah yang sudah dilakukan masing-masing Rp 10 juta, totalnya Rp 80 juta. Sedangkan untuk sewa sarpras selama 29 hari sebesar Rp 33 juta.

“Bantuan kepada kelompok tani terdampak sudah kami salurkan seluruhnya melalui transfer. Begitu juga untuk pembayaran tukang,” ujar Punjul.

Sementara itu, untuk pembayaran yang belum dilakukan adalah pembayaran pembelian lahan untuk tempat relokasi dua rumah terdampak. Masing-masing petaknya seluas 150 meter persegi dan menelan dana Rp 75 juta per petaknya. Untuk melakukan pembayaran tersebut saat ini pihaknya masih merapatkan dan melakukan negosiasi dengan pemilik tanah.

“Selain itu, juga ada rencana pembayaran untuk penanganan instalasi PLN, untuk setiap rumah dianggarkan Rp 2 juta. “Total ada 9 rumah, jika rencananya Rp 2 juta untuk setiap rumah maka totalnya Rp 18 juta,” jelas dia.

Lebih lanjut, saldo tersebut juga digunakan untuk melakukan pembayaran BPJS Naker. Dari total enam item pembayaran tersebut, jika sudah terealisasi semua membutuhkan anggaran Rp 315 juta. Sehingga sisa saldo akhir Rp 332 juta. Untuk sisa saldo tersebut, pihaknya merencanakan untuk diberikan santunan kepada korban terdampak.

Sementara itu, dari total sembilan rumah yang dibangun karena hanyut akibat bencana tersebut. Progressnya saat ini sudah berdiri delapan rumah. Delapan rumah tersebut saat ini tengah dilakukan pengecoran atap. Sedangkan untuk satu rumah sisanya, proses pembangunan masih menunggu waktu. Karena pemilik rumah masih menunggu hari baik berdasarkan kepercayaan tradisi yang dianutnya.

“Semua material sudah kami drop ke lokasi pembangunan. Berikut biaya untuk pembayaran tukang. Sedangkan untuk mempercepat proses pembangunan satu rumah terakhir akan dibantu paguyuban Saras Malang Raya,” beber dia.

Punjul mengungkapkan, meski sudah digunakan untuk membangun dan merenovasi 34 rumah terdampak. Dengan rincian sembilan rumah rusak hanyut dan 25 rusak ringan hingga berat. Saat ini ketersediaan semen masih menyisakan 1000 sak.

“Untuk pemanfaatan 1000 sak semen sisa itu akan kami rapatkan lagi di forum. Namun yang jelas, saat ini sudan tidak perlu lagi memikirkan anggaran warga terdampak banjir bandang. Karena anggaran berupa uang dan material masih tersisa,” katanya.(der)