Kebocoran Air Jadi Perhatian Sutiaji, PDAM Kota Malang Trial Alat NLC

Sutiaji saat berkunjung ke Kantor PDAM Kota Malang. (Istimewa)

MALANGVOICE – Tingkat kebocoran air PDAM jadi perhatian serius Wali Kota Malang, Sutiaji.

Menurut Sutiaji, secara hitung-hitungan prosentase kehilangan air atau air yang tidak terproduksi berkisar di angka 37 persen.

“Tapi laporan yang masuk ke saya, angka kebocoran hanya 19 persen. Karenanya saya datangi langsung ke manajemen untuk mengetahui kalkulasinya seperti apa,” kata suami Hj. Widayati saat kunjungan spontan ke kantor PDAM Kota Malang, Jumat (9/11).

Sutiaji menekankan pentingnya ada S.O.P dan alat yang dapat mengukur tingkat kebocoran secara absolut. Dengan S.O.P yang jelas, lanjut Sutiaji, pasti akan diketahui titik serta potensi loss mulai dari mulai sumber hingga pelanggan.

“Dengan tidak bisa menghitung angka absolut loss air di luar kebocoran teknis, menunjukkan bahwa mekanisme S.O.P atau Sistem Kendali Internal belum optimal,” ujar pasangan Sofyan Edi kepada segenap jajaran manajemen yang dikumpulkan secara mendadak.

“Tentu linier dengan hal itu, kebocoran teknis harus makin diminimalisir. Jangan ada lagi air meluap ke jalan, nrembes atau malah membuat loss produksi,” Sutiaji menegaskan.

Menanggapi masukan Sutiaji, Plt Direktur Utama PDAM Kota Malang, Anita Sari, menjelaskan, kebocoran 19 persen murni teknis karena pipa saluran. Selebihnya bersifat loss karena penggunaannya untuk yang bersifat CSR, pada hidran atau pun penggunaan air non meter.

PDAM pun melakukan trial pemasangan alat “Noise Logger Corelator” (NLC). Alat ini ditanam pada sambungan pipa PDAM yang terhubung, terkontrol dan terkendali melalui Command Centre PDAM. Alat akan mendeteksi suara aliran air yang bocor, sehingga dapat diketahui titiknya secara pasti.

Ditambahkan Anita, bahwa pada masa trial yang baru berjalan 2 hari, alat masih terpasang pada 10 titik di kawasan Sumber Waras (sekitar makam Samaan). Berapa lama masa trial, diperkiran antara 1 hingga 2 bulan. “Jika efektif dan akurat, maka akan dilakukan pemasangan secara masive di 2019,” kata Anita. (Der/Ulm)