MALANGVOICE – Mulai menurunnya kasus Covid-19 di Kota Malang membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengambil ancang-ancang untuk kembali menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Sebelumnya sejak Senin (14/2) lalu PTM 50 persen diganti menggunakan sistem pembelajaran secara daring. Hal itu dilakukan karena kasus Covid-19 di Kota Malang mengalami lonjakan yang cukup signifikan.
Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan menurunnya kasus positif Covid-19 dan meningkatnya kesembuhan merupakan bentuk dari kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan (prokes) serta cerminan dari herd Immunity yang terbangun dengan baik.
“Artinya saya punya keyakinan herd Immunity dan kesadaran masyarakat terbangun dengan baik, kalau itu sudah maka PTM juga tidak menutup kemungkinan dibuka lagi,” ujarnya saat diwawancarai awak media, Rabu (2/3).
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana menyampaikan, PTM kemungkinan akan kembali digelar dalam waktu dekat, melihat kasus Covid-19 mulai menurun.
“Insyallah pekan depan tapi tetap keputusan semua ada di ketua satgas dalam hal ini Wali Kota Malang. Kami tetap akan membuat nota dinas untuk memohon PTM bisa masuk di pekan depan. Senin (7/3) kalau tidak salah,” ucap dia.
Sedangkan untuk mekanisme saat PTM kembali digelar nanti, Suwarjana melakukan koordinasi dengan pihak sekolah untuk mengadakan PTM 100 persen menggunakan sistem dua kali shift.
“Jadi dalam satu hari itu 100 persen murid PTM dibagi jadi dua Shift. Caranya setengah murid jam 07.00 sampai 11.00 masuk dan jam 11.00 sampai 12.00 penyemprotan desinfektan baru setengah lagi dimasukkan lagi jam 12.00 sampai 15.00,” jelasnya.
Menurut Suwarjana, dari murid maupun orang tua memang banyak sekali yang menginginkan untuk pembelajaran kembali digelar menggunakan sistem tatap muka.
“Karena kalau PTM terus daring kemudian kembali PTM itu murid bingung dan semua anak 99 persen pingin PTM. Orang tua pun lebih dari 80 persen pinginnya Pembelajaran Tatap Muka,” tuturnya.
“Dengan adanya daring ini sumpek di rumah mendampingi dan mengajari. Sementara orang tua harus bekerja mencari nafkah untuk kelangsungan hidup, lah itu yang mereka harus lakukan dan mereka bingung,” sambungnya.(der)