MALANGVOICE – Mencekiknya harga kargo udara tak hanya dirasakan perusahaan logistik. Para petani ataupun pengrajin bunga di Kota Batu juga ikut merasakan dampaknya. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang harus beralih bahkan menyetop mengirim pesanan ke luar pulau.
Salah satunya yang dialami Dwi Lili Lindayani (32), pembudidaya sekaligus pengrajin bunga itu bahkan harus merelakan pesanannya dibatalkan. Hal itu karena pihak pemesan dari luar pulau banyak yang tiba-tiba membatalkan pesanannya.
”Awalnya kan saya tidak tahu jika ada kenaikan. Kita sudah packing semua barangnya, eh tiba-tiba dibatalkan. Makanya, sekarang tak pernah kirim dikarenakan kargonya terlalu mahal,” ucapnya.
Dia menjelaskan, hal tersebut dialaminya sejak kenaikan kargo di awal tahun kemarin. Sehingga, sejak itulah dirinya pun jarang atau bahkan tidak pernah mengirim lagi ke luar pulau hingga saat ini. ”Kalaupun misal ada yang pesan. Kita tunggu dulu orderan dari pemesan yang lainnya. Baru ketika sudah banyak, kita kirim. Jika hanya sedikit ya rugi,” ungkapnya.
Dia mencontohkan, untuk biaya ongkir ke Kalimantan saja misalnya sudah mencapai Rp27 ribu hingga Rp39 ribu perkilonya. Dari sebelumnya yang hanya berkisar Rp16 ribu. Hal itu masih belum biaya tambahan yang mencapai 50 persen dari total keseluruhan ongkir.
Sebelum adanya kenaikan itu, Lili menyampaikan jika dirinya bisa setiap bulan bahkan setiap minggu mengirim sebanyak 30 kg ke luar pulau. Oleh karena itu, saat ini dirinya sudah jarang dan lebih mengutamakan pengirimin yang bisa dijangkau transportasi darat.
”Kalau dalam provinsi masih bisa. Tapi ya pakai bus dan kereta itu. Sama-sama satu hari, dan harganya murah. Yang gak bisa itu seperti Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Solusinya ya nunggu pesanan banyak itu tadi,” pungkasnya.(Der/Aka)