MALANGVOICE – Banyaknya kerusakan bangunan di Kabupaten Malang akibat gempa bermagnitudo 6,1 karena karakteristik tanah di wilayah Ampelgading dan Kecamatan Tirtoyudo diduga sensitif terhadap getaran.
“Bedasarkan analisis kami, karakteristik tanah di sana diduga sensitif terhadap getaran. ini sedang berproses surveynya. Namun dilihat di dataran rendah apalagi di dekat sungai itu sangat sensitif bila terkena getaran. Endapan lepas ini rawan mengalami getaran. Tapi harus diukur. Itu yang sedang akan kami tinjau,” ucap Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pusat Dwikorita Karnawati, saat ditemui awak media di Peringgitan Pendopo Agung, jalan Agus Salim No.7, Kota Malang, Selasa (13/4).
Wanita yang akrab disapa Rita ini menjelaskan, gempa bumi di Malang memiliki skala getaran V Modified Mercalli Intensity (MMI), dengan skala getaran V biasanya tak menimbulkan kerusakan bangunan yang masif.
“Harusnya dengan skala intensistas getaran V itu tidak roboh. Kami melihat bangunan konstruksinya tidak ada tulangan bangunan,” jelasnya.
Akan tetapi, untuk menentukan karakteristik tanah di wilayah Kabupaten Malang secara keseluruhan, dirinya belum bisa menerangkan secara gamblang.
“Kami masih melakukan survey mengukur kerentanan tanah akibat gempa bumi. Jadi nanti tanah atau lahan di Kabupaten Malang dapat dibagi zonasi,” jelasnya.
Untuk itu, tambah Rita, selama berada di Malang, dirinya mengingatkan kepada masyarakat agar tidak panik ketika diguncang gempa bumi.
“Kami menenangkan warga yang sudah lama tidak terkena gempa bumi. Kami sudah beri sosialisasi,” tukasnya.(der)