MALANGVOICE-Munculnya kampung Cina, Hindu dan Arab, menurut Prof Ir Antariksa Sudikno MEng PhD, karena pusat-pusat kota di Asia Tenggara budayanya bisa homogen, tapi di dalamnya ada unsur heterogen.
Begitu juga sebaliknya, unsur heterogen dapat dimasuki unsur homogen. Hal itu berbeda dengan yang terjadi di negara barat.
“Itulah yang menjelaskan, kenapa ada Kampung Cina, Kampung Hindu, Kampung Arab. Kalau sudah demikian bagaimana? Elemennya pasti berubah, dari hal ini akan muncul alkulturasi,” tegasnya.
Menurutnya, hal seperti itu tidak akan dijumpai di kota-kota di luar Asia Tenggara. Menurut alumni Kyoto Institute of Technology itu, yang justru menarik sebagai lahan untuk kajian penelitian, konteks budaya lebih luas dan etnisnya lebih banyak, sehingga akan mempengaruhi ruang kota.
“Tiap kota di negara manapun memiliki ciri-ciri universal. Hanya konteks budayanya yang berbeda,” tegasnya.