Kampanye Terpisah, Pasangan Menawan Panen Aspirasi

Kampanye pasangan Menawan. (Muhammad Choirul)
Kampanye pasangan Menawan. (Muhammad Choirul)

MALANGVOICE – Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota No 1, Ya’qud Ananda Gudban – Ahmad Wanedi, melanjutkan agenda kampanye, Sabtu (17/2). Keduanya menjalankan agenda secara terpisah.

Ya’qud Ananda Gudban mengunjungi beberapa lokasi seperti Pasar Gadang, Kampung Baru, Kelurahan Bakalan Krajan, Bandungrejosari, dan Ciptomulyo. Sementara itu, Wanedi menyinggahi Pasar Kasin Jaya, Jalan Beringin, Balai RW 09 Kelurahan Bandung Rejosari, Pasar Induk Gadang, Pisang Candi, dan Ciptomulyo.

Dalam kesempatan itu, selain blusukan di pasar tradisional, Ya’qud Ananda Gudban juga mendatangi sejumlah warga secara “door to door” termasuk melakukan dialog dengan masyarakat. Menurutnya, mendatangi warga secara langsung merupakan cara efektif ia bisa lebih dikenal warga.

Langkah ini dilakukan untuk bisa meraup suara masyarakat pada Pilwali 2018. Perempuan yang akrab disapa Nanda itu didampingi tim relawan menyapa warga dari rumah ke rumah, sesekali ia juga berfoto dengan pemilik rumah.

“Jangan lupa pilih nomor satu ya buk, pak,” katanya. Nanda juga menempelkan beberapa stiker di beberapa rumah. Salah satunya di rumah Bapak Riyamun, yang terlihat masih berstiker Wali Kota Malang sebelumnya. “Masa lalu biarlah masa lalu ya Pak, sudah harus diganti dengan yang baru, nomor satu!,” ungkap Nanda sambil menempelkan stiker tepat di atas stiker lama.

Rara (28tahun), salah seorang warga, berpesan pada Paslon Menawan yang pertama untuk bisa lebih mengutamakan pendidikan, UMKM harus dimajukan. “Karena dengan UMKM yang lebih maju ini bisa membuka lapangan pekerjaan baru. Apalagi nyari kerja susah saat ini. Kalau bisa senua orang berwirusaha. Semoga nomor satu bisa menang,” ujar perempuan yang aktif di ranting Nasdem ini.

Di tempat terpisah, Ahmad Wanedi menjaring aspirasi warga. Dia bertemu dan berbincang dengan Gimo, yang merupakan salah satu warga Kelurahan Pisang Candi yang terpaksa melakukan aktivitasnya ditempat tidur. Menurut Pandri anak bungsunya, Gimo menderita komplikasi penyakit.

“Sakit berat, ya jantung, paru-paru, lambung, pokoknya campur-campur,” katanya

Meski sakit berat, Pandri tak berani memboyong orangtuanya ke rumah sakit. “Kita kekurangan biaya, hanya periksa ke dokter saja,” terangnya.

Pandri mengaku bahwa bantuan sosial berupa BPJS Kesehatan belum dimiliki oleh keluarganya sehingga terpaksa dirinya merawat orang tuanya di rumah. “(BPJS) gak ada mas, kalau ada dana ya baru kita bawa bapak berobat” katanya.

Apa yang terjadi terhadap Gimo merupakan salah satu contoh kecil dari masyarakat yang belum mendapatkan bantuan sosial berupa BPJS Kesehatan.

Menanggapi akan hal ini, Calon Wakil Wali Kota dari pasangan nomor urut satu Achmad Wanedi mengajak seluruh masyarakat Kota Malang untuk segera mengurus BPJS Kesehatan.

“Saya mengajak masyarakat untuk segera mengurus BPJS Kesehatan, sehingga akses kesehatan juga dapat dirasakan,” kata Wanedi saat melakukan blusukan kampanye di wilayah RW 8 Kelurahan Pisang Candi Kecamatan Sukun.

Dari sekitar kurang lebih 400 Kepala Keluarga (KK), setengah diantaranya belum memiliki BPJS. “Segera urus (BPJS) ya, jangan karena tidak punya uang lalu tidak berobat,” ucapnya.(Coi/Aka)