Kabupaten Malang Berpotensi Gempa dan Tsunami Skala Besar

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karangkates Malang, Musripan. (Toski D).
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karangkates Malang, Musripan. (Toski D).

MALANGVOICE – Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangkates Malang sebut Kabupaten Malang berpotensi terjadinya bencana alam gempa dan gelombang tsunami skala besar.

“Letak geografis Indonesia yang berada pada pertemuan tiga lempeng besar dunia menyebabkan wilayah-wilayah di dalamnya rawan diterjang gempa dan tsunami. Termasuk wilayah Kabupaten Malang,” ungkap Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karangkates Malang, Musripan, saat ditemui awak media di Kantor BPBD Pemkab Malang, Rabu (18/12).

Menurut Musripan, ketiga lempeng tersebut, yakni lempeng Eurasia, lempeng Indo-australia, dan Pasifik. Dimana kita posisinya persis ditabrak benua Australia, kira-kira dari bibir pantai sekitar 200 sampai 300 kilometer. Disitulah pertemuan lempeng Indo-australia dan Eurasia. Pertemuan itu menimbulkan gesekan-gesekan.

“Dengan adanya pertemuan kedua lempeng tersebut akan menimbulkan gesekan-gesekan, kalau terus setiap saat, setiap menit, setiap hari, ratusan tahun, itu kan menimbulkan energi yang cukup besar,” jelasnya.

Sebab, lanjut Musripan, lempeng tersebut merupakan suatu bidang, bukan titik. Jadi, semakin besar patahan lempeng tersebut, dampak yang akan ditimbulkannya juga makin luas.

“Patahan itu kan bukan titik ya, artinya bidang. Bidang itu bisa ratusan kilo. Bidang yang patah itu bisa ratusan kilo, mungkin puluhan kilo lah, kalau terjadi gempa, kekuatannya semakin besar,” ulasannya.

Akan tetapi, tambah Musripan, jika melihat kebelakang, Kabupaten Malang pernah mengalami dampak langsung akibat benturan lempeng tersebut pada tahun 1994. Ketika itu, gempa bumi dengan magnitudo 7,8 terjadi di wilayah Kabupaten Banyuwangi yang menimbulkan gelombang tsunami dan dampaknya dirasakan hingga wilayah pesisir Kabupaten Malang.

“Terakhir itu kan 94, di Selatan Banyuwangi. Lah sampai sekarang, belum pernah lagi terjadi gempa besar. Dari situ kemudian dibuatlah kajian, kalau misalnya terjadi gempa,” pungkasnya. (Der/Ulm)