Jembatan Tudang Sipulang Karya Mahasiswa UMM Adopsi Kekayaan Budaya Nusantara

Jembatan Canai Dingin, Tudang Sipulang. (Lisdya)

MALANGVOICE – Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (FT UMM) membuat inovasi berupa Jembatan Canai Dingin yang diberi nama Tudang Sipulang.

“Jembatan yang kami namai Tudang Sipulang artinya duduk bersama atau musyawarah,” kata mahasiswa jurusan Teknik Sipil semester 5 angkatan 2016, Andre Oktavian Wijaya dan selaku salah satu anggota tim Red Jaeger.

Terkait desain, dijelaskan jika Jembatan Tudang Sipulang mengadopsi kebudayaan Nusantara yang ada di Sulawesi, yakni dengan menggabungkan empat suku. Di antaranya, Makassar (senjata badik, kapal phinisi), Bugis (tari kipas), Toraja (warna corak), dan Mandar (ukiran).

Tudang Sipulang hanya menghasilkan lendutan sebesar 2.175 mm dari angka maksimal untuk lendutan 15 mm. Dengan hasil demikian, menjadikan Tudang Sipulang sebagai juara Jembatan Terkokoh.

Perlu diketahui, Tudang Sipulang menyabet Juara 1 kategori Jembatan Canai Dingin pada Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) XIV yang diadakan di Politeknik Negeri Ujung Pandang Makassar (PNUP) beberapa waktu lalu.

“kami mendapatkan juara itu karena setelah pengujian beban hidup di tengah bentang jembatan sebesar 400 kg, lendutan yang dihasilkan Jembatan Tudang Sipulung sangat jauh dari angka maksimal ledutan,” katanya.

Selain itu, tim Red Jaeger juga meraih juara pada kategori K3 Terbaik. Sebab, seluruh anggota juga melengkapi papan-papan peringatan kontruksi beserta pakaian keamanan.

Rencananya, Jembatan ini akan disumbangkan kepada masyarakat yang membutuhkan. “Dari beberapa dosen mengatakan jika Jembatan ini akan disumbangkan. Tapi belum tahu kemana akan disumbangkan,” pungkasnya. (Hmz/Aka)